Pedagang Pasar 16 Ilir: Kami Sanggupnya Hanya Rp 5 Ribu
Kami ini buka aja uda siang, pelanggan sepi dan penghasilan tidak pasti. Belum lagi bayar retribusi, kalau mau ditambah lagi dengan pajak.
Penulis: Linda Trisnawati |
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Menyikap rencana pihak pajak akan mengarap Pasar 16 Ilir dalam program Tax Amnesty (TA), para pedagang di pasar 16 Ilir pun ada yang menyambut dengan terbuka dan ada juga yang tidak setuju.
Namun sampai saat ini para pedagang belum pernah diberkan sosialisasi mengenai Tax Amnesty.
Nadia (28) pedagang pakaian di Pasar 16 Ilir saat sedang duduk manis menunggu pelanggan, Selasa (24/1/2017) mengatakan, bahawa ia belum tahu rencana akan diberlakukanya Tax Amnesty. Namun meskipun begitu ia setuju saja, asal sesuai dan tidak memberatkan pedagang.
Hal yang sama juga diungkapkan Edi, Pedagang buah-buah yang mengatakan, asal tidak besar yang harus dibayar tidak apa-apa.
"Kami sanggupnya Rp 5 ribu, paling besar puluhan ribu saja. Kalau sampai ratusan tidak sanggup. Apalagi kita kan buka lapak di sini tidak dari pagi hanya setengah hari. Belum lagi sekarang sepi pembeli," ujarnya.
Sedangkan Usman, yang memiliki toko pakaian di Pasar 16 Ilir mengatakan, kalau ia tidak setuju dengan adanya Tax Amnesty.
Hal tersebut di karena saat ini pembeli aja sepi, belum lagi retribusi-retribusi yang sudah ada sekarang ini aja sudah cukup memberatkan.
"Kalau ditambah lagi dengan adanya Tax Amnesty, para pedagang tambah susa nantinya. Harusnya itu pemerintah memikirkan gimana caranya pasar ini biar ramai, karena semakin lama pelanggan semakin sepi," katanya.
Sama halnya dengah Usman, Lia pedagang aksesoris juga merasa keberatan jika memang nantinya akan ada Tax Amnesty.
"Kami ini buka aja uda siang, pelanggan sepi dan penghasilan tidak pasti. Belum lagi bayar retribusi, kalau mau ditambah lagi dengan pajak jadi memberatkan rakyat," keluhnya.