Dibilang Berambisi Jadi Presiden, Jenderal Gatot: Cape Deh

"Ya ngga usah ditanggapi. Kalau ditanggapi lagi cape deh," kata Gatot saat ditemui wartawan di kantor Kementerian Koordinator bidang Politik dan Keama

Tribun Lampung/Wakos Gautama
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengunjungi Korem 043/Garuda Hitam, Lampung, Selasa (26/4/2016), dalam rangka memberikan pengarahan kepada para prajurit dan PNS. 

TRIBUNSUMSEL.COM, JAKARTA - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo enggan menanggapi dirinya disebut sejumlah media Australia berambisi menjadi presiden RI.

pasca kontroversi menghentikan kerja sama militer dengan Negeri Kangguru tersebut.

"Ya ngga usah ditanggapi. Kalau ditanggapi lagi cape deh," kata Gatot saat ditemui wartawan di kantor Kementerian Koordinator bidang Politik dan Keamanan (Kemenkopolhukam), Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (6/1).

Saat dimintai komentarnya lebih lanjut, Gatot tetap enggan menjawab.

"Ngga usah ditanggapi. Saya juga enggak apa-apa kok. Biasa-biasa aja," katanya.

Beberapa media Australia menyorot keputusan Gatot Nurmantyo untuk menghentikan kerja sama militer antara TNI dengan Australia.

Media-media tersebut termasuk seperti Sydney Morning Herald, Fairfax Media, dan Australian Financial Review.

Dalam artikel Sydney Morning Herald yang berjudul 'Why Indonesian General Gatot Nurmantyo Halted Military Ties with Australia', dibahas alasan di balik keputusan tersebut.

Seorang sumber yang tak disebutkan namanya mengatakan pada Fairfax Media bahwa Gatot Nurmantyo sebenarnya memiliki ambisi untuk terjun di dunia politik.

Hal itu terlihat dari keputusan Gatot Nurmantyo untuk menghentikan kerja sama militer dan menarik prajurit-prajurit terbaiknya dari pelatihan khusus militer di Australia.

Semua keputusan itu dilakukan Gatot Nurmantyo secara sepihak, tanpa referensi dari Presiden Joko Widodo.

Gatot Nurmantyo juga seakan membesar-besarkan kasus pelecehan Pancasila dan TNI di publik, yang seharusnya ditangani tanpa harus mengangkatnya ke ranah publik.

"Gatot malah memicu agar kasus ini meledak. Padahal, seharusnya ditangani secara diam-diam," kata seorang sumber tersebut.

"Gatot tampaknya berambisi untuk menjadi seorang presiden atau wakil presiden," katanya.

 Oknum anggota angkatan bersenjata Australia telah menghina Pancasila dengan sebutan Pancagila.

Menteri Pertahanan Australia Marise Payne dalam pernyataannya menyesali adanya temuan materi pelatihan militer di Australia yang menyinggung Pancasila dan Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Menanggapi hal itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan oknum anggota angkatan bersenjata Australia telah menghina Pancasila dengan sebutan Pancagila sudah selesai.

Menteri Pertahanan Australia Marise Payne dalam pernyataannya menyesali adanya temuan materi pelatihan militer di Australia yang menyinggung Pancasila dan Tentara Nasional Indonesia (TNI).

"Saya kira persoalan saya kira sudah dapat diselesaikan dengan baik. Saya kira sudah jelas semua, itu suatu negara harus saling menghormati," jelasnya di Kantor Wakil Presiden.

Dirinya juga menjelaskan bahwa tidak ada perbedaan pendapat antara Panglima TNI, Gatot Nurmantyo dengan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu terkait dengan hal tersebut termasuk soal kerjasama memberikan pelatihan bahasa dari TNI ke Australian Deffence Force (ADF)

"Saya kira tidak ada perbedaan pendapat antara Panglima TNI dengan Menhan, semuanya sepaham bahwa ini harus ada follow up setelah itu," kata JK. (tribun/why/rio)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved