Pembunuhan Sadis Pulomas
Perampok Sadis Pulomas Pipis di Celana dan Menunduk Malu Setelah Tertangkap
Ius yang berkulit hitam itu terlihat tegang dan terus menunduk saat konferensi pers berlangsung.
Ius juga menjambak rambut Diona dan memukul Diona menggunakan senjata api. Selain itu, Ius Pane telah menjual barang bukti lainnya, yakni handphone. Dia menjual handphone tersebut di Warung Jambu.
"Kemudian kami rencana akan merilis secara lengkap peristiwa tersebut hingga lurus. Karena ini murni perampokan," kata Iriawan.
Buron
Ius Pane merupakan tersangka terakhir yang ditangkap polisi. Sebelumnya, polisi menangkap Ramlan Butarbutar dan Erwin Situmorang. Ramlan tewas tertembak, sedangkan Erwin mengalami luka tembak.
Selanjutnya, polisi menangkap Alfins Bernius Sinaga sudah ditangkap di Villamas Indah, Bekasi Utara, Jawa Barat.
(Baca juga: Ini Peran Masing-masing Perampok di Pulomas)
Mereka berempat merampok di kediaman Dodi Triono di Pulomas yang diwarnai penyekapan dan menewaskan enam orang, Senin (26/12/2016). Polisi baru mengetahui hal tersebut pada Selasa (27/12/2016).
"Kami punya target memang tim saya seminggu maksimal harus keurus (pelaku tertangkap) semua. Alhamdulillah 19 jam, pelaku tertangkap semua," kata Iriawan.
Adapun Ius baru tertangkap Minggu pagi. Dia menjadi buron atau daftar pencarian orang (DPO).
Polisi menyebar foto dan ciri-ciri Ius ke media massa. Sampai akhirnya, Ius diringkus enam hari setelah peristiwa tersebut terjadi.
"(Penangkapan Ius lebih lama) karena (pelaku pembunuhan) berpencar. Kemudian dia beberapa kali pindah tempat, sehingga akhirnya kami ketahui yang bersangkutan berjalan ke Medan dari Jakarta," kata Iriawan.
Meski demikian, lanjut dia, target penangkapan masih terpenuhi. Ia berharap, penangkapan Ius Pane dapat menjadi kado tahun baru bagi masyarakat. Sebab, kelompok pembunuh di Pulomas ini merupakan pembunuh yang sadis.
Mereka bisa merampok tiga kali dalam satu pekan. Hal itu diketahui dari keterangan Ius.
"Pengakuannya, (perampokan) pertama di Purwakarta. Kemudian di Jonggol dan Pulomas," kata Iriawan.
Dalam merampok rumah warga, kata Iriawan, mereka melakukannya secara berkomplot. Ketika perampokan di Pulomas misalnya, ada 4 orang yang merampok dan membunuh tuan rumah.