Para Pedagang Tak Tenang, Kucing-kucingan dengan Sat Pol PP

Para pedagang yang berada di plataran di depan gedung pasar 16 Ilir Palembang atau yang sering disebut dengan lorong Basah ini, sedikit lega. Bagaiman

TRIBUNSUMSEL.COM/SLAMET TEGUH RAHAYU
Suasana di lorong basah, kawasan pasar 16 Ilir 

Laporan wartawan Tribunsumsel.com, Slamet Teguh Rahayu

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Para pedagang yang berada di plataran di depan gedung pasar 16 Ilir Palembang atau yang sering disebut dengan lorong Basah ini, sedikit lega. Bagaimana tidak, sempat tersiar kabar jika lapak tempat mereka bedagang akan digusur oleh pemerintah, namun nyatanya dalam sebulan terakhir, kabar tersebut tak lagi terdengar riuh.

Selain itu, meskipun telah membayar cukup mahal untuk berdagang, tetap saja mereka harus kucing-kucingan dengan petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Sat Pol PP) yang bersiap mengangkut barang dagangan mereka.

"Kami ini seperti tikus yang diawasi kucing yang sangar. Disini kami bayar, Rp 7,5 juta setahun, belum hariannya Rp 25 ribu perhari, " ujar Miki salah seorang pedagang yang dibincangi Tribunsumsel, Minggu (11/12/2016).

Miki mengaku, ntuk menghindari terkaman para anggota Sat Pol PP yang sudah mengintai, para pedagang sudah memiliki trik sendiri, yakni membuka lapak pada siang hari, ketika para anggota Sat Pol PP sudah meninggalkan pasar.

"Kalau pagi mereka ramai disini, tapi kalau siang tidak ada lagi. Kalau hari biasa, kami biasanya berjualan di atas jam 1 siang, dan tutup jam 5 sore. Kalau sabtu minggu atau libur, bisalah buka dagangan agak pagi, jam 11-12 siang. Hanya sekitar 4 jam kami berjualan, tapi bayarnya mahal," katanya saat dibincangi.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved