Hati-hati Jika Sering Cukur Bulu Kemaluan, Berisiko Tingkatkan 80 Persen Terkena Penyakit Kelamin
Bagi mereka yang suka mencukur, menipiskan atau membuang bulu di kemaluan, lebih berisiko tinggi terkena infeksi penyakit terkait seks (IMS), kata seb
Penulis: Kharisma Tri Saputra | Editor: Kharisma Tri Saputra
TRIBUNSUMSEL.COM - Bagi mereka yang suka mencukur, menipiskan atau membuang bulu di kemaluan, lebih berisiko tinggi terkena infeksi penyakit terkait seks (IMS), kata sebuah studi.
Tinjauan yang melibatkan lebih dari 7.500 warga Amerika Serikat yang berusia dari 18 sampai 65 tahun menemukan.
Mereka yang gemar melakukan tiga hal itu, 80% lebih berisiko mendapatkan IMS, lapor AFP.
Dilansir thereporter, Untuk penyakit tertentu seperti herpes dan klamidia, risiko infeksi paling tinggi.
Diantara mereka yang sering merapikan bagian bersangkutan, kata peneliti.
Penelitian itu hanya meninjau hubungan antara mencukur rambut kemaluan dengan penyakit kelamin.
Dan tidak dapat mengonfirmasi itu adalah penyebab infeksi.
Namun penulis studi itu berpendapat, mencukur atau membuang bulu kemaluan dengan lilin.
Menyebabkan terjadi koyakan mikro pada kulit yang memudahkan virus masuk.
Berbagi pisau cukur juga bisa menambah resiko infeksi STI.
Kata mereka dalam majalah yang diterbitkan dalam jurnal Sexually Transmitted infections.
Dari 7,580 individu yang menyelesaikan pertanyaan penelitian tentang kehidupan seks dan sejarah STI mereka.
74% responden yang gemar mencukur bulu kemaluan mereka.
66% adalah pria dan 84% adalah wanita.
Metode utama yang digunakan adalah pisau cukur, gunting dan lilin.
Kebanyakan pria menggunakan pisau cukur listrik, wanita menggunakan cukur manual.