Tidak Meningkatkan Produksi, Petani di OKU Timur Enggan Gunakan Pupuk NPK PT Pusri

Para petani lebih memilih untuk meningkatkan produksi dengan menggunakan pupuk NPK yang diproduksi oleh PT Petro Kimia Gersik.

Youtube
PT Pusri dari Jembatan AMpera 

TRIBUNSUMSEL.COM, MARTAPURA - Sebagian besar petani di OKU Timur kurang berminat menggunakan pupuk NPK produksi PT Pusri. Petani beralasan pupuk NPK tersebut tidak berfungsi maksimal dalam meningkatkan produksi pertanian.

Para petani lebih memilih untuk meningkatkan produksi dengan menggunakan pupuk NPK yang diproduksi oleh PT Petro Kimia Gersik. mereka beralasan produksi PT Petro Kimia tersebut lebih menunjang hasil produksi.

Enggannya petani menggunakan pupuk produksi PT Pusri tersebut diungkapkan Sejumlah Gabungan Kelompok Tani dan Nelayan (Gapoktan). Mereka bahkan mengeluarkan pernyataan dengan tegas menolak penggunaan pupuk NPK Produksi PT Pusri.

Seperti diungkapkan Ketua Gapoktan Surya Tani, Suyut, warga Desa Sribulan, Kecamatan BP Bangsa Raja, Kabupaten OKU Timur yang tertuang dalam surat pernyataan.

"Ada hal-hal yang kurang disenangi petani ketika menggunakan pupuk NPK Pusri seperti kemasan yang ketika dibuka maupun terbuka pupuk tersebut lembek, basah dan mengumpal. NPK Pusri cepat lembek dan mencair bila dicampur dengan pupuk urea, bahkan menggumpal dan lengket. Selain itu hasil produksi tidak maksimal dan signifikan. Jika pupuk NPK Pusri tersebut sudah menggumpal dan keras sulit untuk dipecahkan bahkan seperti sudah membatu," katanya.

Sementara Ketua Gapoktan Muda Lestari, Desa Cipto Mudo Kecamatan Buay Madang P Selamat H dalam pernyataannya mengungkapkan, bahwa pupuk produk PT Pusri kurang diminati karena pertumbuhan tanaman lambat, hasil produksi tidak signifikan.

Ketua Kelompok Tani Karya Usaha Des Pulau Negara, Kecamatan BP Piliung, Daroini dalam surat pernyataannya mengharapkan agar pupuk NPK Petro Kimia Gresik masih bisa digunakan di wilayah kami, karena hasilnya sudah kami rasakan.

Ketua Perpadi OKU Timur Faisal Habibur, mengatakan pemerintah terus mendorong petani untuk meningkatkan produksi yang tentu harus ditunjang oleh sarana pertanian seperti pupuk dan obat-obatan untuk mensejahterakan petani.

"Jika petani sudah terbiasa menggunakan pupuk merk tertentu dan terbukti hasilnya bagus jangan diganti dengan merk lain sebelum ada sosialisasi dan pemberitahuan karena belum tentu produk yang baru itu cocok dan lebih bagus," katanya. (Evan Hendra).

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved