Ibu Anak Tewas Menggenaskan

Breaking News: Warga Prabumulih Heboh Ibu-Anak Tewas Mengenaskan di Dapur

Pasalnya, seorang anak dan ibu tewas mengenaskan di dalam dapur dan kamar mandi rumah.

Penulis: Edison | Editor: Kharisma Tri Saputra
TRIBUNSUMSEL.COM/EDISON
Jajaran kepolisian ketika menurunkan korban, Senin (31/10/2016). 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Edison Bastari

TRIBUNSUMSEL.COM, PRABUMULIH - Masyarakat Jalan Gajah Mada nomor 08 RT. 04 RW 02 Kelurahan Pasar II Kecamatan Prabumulih Utara Kota Prabumulih, Senin (31/10/2016) sekitar pukul 08.30 mendadak gempar.

Pasalnya, seorang anak dan ibu tewas mengenaskan di dalam dapur dan kamar mandi rumah.

Sang anak diketahui berinisial VI tewas mengenaskan tenggelam di dalam drum potong.

sementara sang ibu diketahui bernama Rini tewas tergantung diri di plafon dapur.

Hingga berita ini diturunkan belum diketahui penyebab pasti meninggalnya ibu anak tersebut.

Apakah bunuh diri atau merupakan korban pembunuhan.

Namun pastinya, penemuan kematian ibu anak ini membuat heboh seluruh masyarakat Kelurahan Pasar II dan masyarakat kota Prabumulih.

Keluarga Rini Dikenal Kurang Bergaul dengan Warga Sekitar

Ditemukannya ibu anak meninggal dunia tewas diduga bunuh diri di Jalan Gajah Mada nomor 08 RT 04 RW 02 Kelurahan Pasar II Kecamatan Prabumulih Utara Kota Prabumulih.

Mengejutkan keluarga korban dan masyarakat sekitar lokasi.

Pantauan Tribunsumel.com di lokasi kejadian, puluhan masyarakat sekitar lokasi beramai-ramai mendatangi rumah korban tempat ditemukannya ibu anak tersebut.

Warga dan keluarga korban mengungkapkan, korban Rini dan anaknya inisial V beberapa hari terakhir tidak ada masalah baik dengan keluarga maupun dengan masyarakat sekitar.

"Memang agak tertutup dan jarang bergaul tapi setau kami mereka tidak ada masalah.

Suaminya bekerja sebagai sopir mobil kalangan sementara sang istri bekerja di rumah," ungkap Linda yang merupakan sepupu korban kepada wartawan, Senin (31/10/2016).

Seperti diketahui, Masyarakat Jalan Gajah Mada nomor 08 RT. 04 RW 02 Kelurahan Pasar II Kecamatan Prabumulih Utara Kota Prabumulih, Senin (31/10/2016) sekitar pukul 08.30 mendadak gempar.

Pasalnya, seorang anak dan ibu tewas mengenaskan di dalam dapur dan kamar mandi rumah.

Sang anak diketahui berinisial VI tewas mengenaskan tenggelam di dalam drum potong.

Sementara sang ibu diketahui bernama Rini tewas tergantung diri di plafon dapur.

Hingga berita ini diturunkan belum diketahui penyebab pasti meninggalnya ibu anak tersebut.

Apakah bunuh diri atau merupakan korban pembunuhan.

Namun pastinya, penemuan kematian ibu anak ini membuat heboh seluruh masyarakat Kelurahan Pasar II dan masyarakat kota Prabumulih.

Gara-gara Video Mesum Tersebar, Tiziana Pilih Bunuh Diri

Empat pria diinterogasi di Italia terkait dengan kematian seorang perempuan yang selama setahun terakhir berusaha menghapus video seks yang beredar luas di jejaring internet.

Perempuan yang disebut dengan nama Tiziana itu diketahui bunuh diri di rumah bibinya di Mugnano dekat Naples, Selasa (13/9/2016).

Para jaksa setempat telah membuka kasus penyelidikan kematian yang terjadi setahun setelah video mesum itu beredar di Facebook, WhatsApp dan media sosial lainnya.

Video tersebut beredar sesudah Tiziana mengirim rekaman adegan seksnya kepada mantan pacar, dan tiga orang lainnya.

Mereka kemudian mengunggahnya ke internet.

Keempat pria tersebut tengah diselidiki atas kasus pencemaran nama baik.

Lebih dari satu juta orang telah menonton tayangan video tersebut, dan Tiziana menjadi bahan lelucon dan makian.

Setelah video itu beredar, Tiziana meninggalkan pekerjaannya, pindah ke Tuscany, dan berupaya mengubah namanya.

Kalimat "kamu memfilmkannya? Bravo," yang diucapkan oleh Tiziana dalam video, menjadi lelucon di internet.

Bahkan, ungkapan itu sampai dicetak di t-shirt, penutup ponsel, serta barang-barang lainnya.

Dalam persidangan, Tiziana memenangkan "hak untuk dilupakan".

Pengadilan pun memerintahkan video tersebut dihapus dari berbagai situs dan mesin pencari, termasuk Facebook.

Namun ia juga diperintahkan untuk membayar 20.000 Euro atau sekitar Rp 295 juta untuk biaya pengadilan. Hal ini kemudian disebut media setempat sebagai bentuk penghinaan.

Keluarga Tiziana telah menyerukan keadilan ditegakkan dan diakhirinya tindakan mempermalukan seseorang.

"Saat ini kami menyerukan sistem peradilan untuk bertindak sehingga kematiannya tidak sia-sia," kata pihak keluarga, yang dikutip oleh media Italia.

Picu perdebatan

Kematian Tiziana, sebagaimana dilaporkan BBC dari Roma, memicu perdebatan tentang dampak sorotan publik yang telah mempermalukan perempuan muda.

"Sebagai pemerintah, tidak ada banyak yang bisa kita lakukan," kata Perdana Menteri Matteo Renzi.

"Ini adalah sebuah pertarungan budaya, juga sebuah pertarungan sosial dan politik," tegas dia.

"Komitmen kami adalah berupaya untuk melakukan semua yang kami bisa. Kekerasan terhadap perempuan bukan merupakan fenomena yang tidak dapat dihilangkan," sebut dia.

Prosesi mobil jenazah membawa jenazah Tiziana disiarkan secara langsung di jaringan televisi Italia.

Perempuan yang ingin dilupakan itu, kini diingat di seluruh negeri.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved