Mau Tahu Kenapa Rambut Kak Seto Selalu Sama dari Jaman Dulu? Ini Dia Alasannya

Dari dahulu, gaya Kak Seto tak pernah berubah dan tetap konsisten dengan rambut berponinya yang dibelah ke samping.

Penulis: M. Ardiansyah | Editor: Kharisma Tri Saputra
TRIBUNSUMSEL.COM/M ARDIANSYAH
Kak Seto saat berada di Mapolda Sumsel, Kamis (13/10/2016). 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - DR Seto Mulyadi SPsI MSi atau yang akrab disapa Kak Seto adalah psikolog anak dan juga dikenal dengan sebagai penyiar televisi untuk anak-anak.

Dari dahulu, gaya Kak Seto tak pernah berubah dan tetap konsisten dengan rambut berponinya yang dibelah ke samping.

Ternyata, Kak Seto juga memiliki kembaran dengan nama Kresno Mulyadi yang juga seorang Psikolog.

"Dandannya seperti ini saja, biar konsinten. Pakai poni samping, biar jadi ciri khas saja," ujarnya singkat.

Kak Seto juga tetap konsisten dengan dunia anak.

Ia selalu memperhatikan perkembangan masalah anak yang akhir-akhir ini banyak terlibat dengan tindakan yang penyimpang.

Lama Menghilang Tidak Lama Lagi Si Komo Bakal Kembali Hibur Anak Indonesia

Ditahun 90 an, pasti tahu dengan yang namanya boneka Si Komo.

Boneka ini diambil dari nama Komodo yang hanya ada di Indonesia.

Orang yang menciptakan Si Komo adalah Seto Mulyadi atau lebih dikenal dengan nama Kak Seto.

Sudah lama tidak muncul, direncanakan tiga bulan kedepan Si Komo kembali akan dimunculkan tetapi dengan bentuk boneka badut atau boneka berisikan orang di dalamnya.

Si komo
Si Komo serial televisi edukasi anak-anak yang tren di era tahun 90an

"Wah masih ingat ya Si Komo. Weleh weleh weleh," kata Kak Seto yang langsung mengucapkan kata kata khas Si Komo, Kamis (13/10/2016).

Menghadirkan sosok Si Komo di televisi, menurut Kak Seto bertujuan untuk memberikan edukasi terhadap anak-anak saat ini perlunya mencintai permainan tradional yang mulai ditinggalkan.

Dirinya, akan tetap menjadi pengisi suara bagi Si Komo dan sang anak yang akan menjadi boneka Si Komo.

Karena memang, dengan menggunakan sarana yang menghibur dan mengedepankan edukasi bagi anak melalui Si Komo, akan membuat anak mudah untuk mencerna edukasi yang diberikan.

"Iya ada lagunya juga, permainan. Kalau dulu pernah kecil, pasti tahu dengan Si Komo. Weleh weleh weleh," candanya.

Ketika disinggung mengenai mulai ditinggalkannya permainan tradisional, itulah yang harus menjadi tugas semuanya untuk terus melestarikan permainan tradisional.

Permainan tradisional anak perlu digelorakan kembali dan jangan kalah dengan orang-orang luar negeri yang lebih mencintai permainan tradisional.

Seperti diluar negeri, selalu mengadakan festival permainan tradisional untuk terus melestarikan pernainan tradisional.

Indonesia juga selalu ikut dan dirinya selalu mendorong dan juga ikut dalam festival yang diadakan di luar negeri.

Ini juga perlu peran serta pemerintah untuk tetap terus menggelorakan permainan trdisional agar tidak kalah dengan gadget.

"Permainan tradisional itu banyak nilai pendidikannya, mulai dari mendidik moral anak, rasa sosial, tindakan bekerjasama, mengolah fisik dan emosional. Jadi, dengan itu anak-anak bisa melihat apa yang ada di dalam diri mereka," jelasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved