Buat Kartu BPJS Kesehatan Serasa Jadi Pengemis dan Gelandangan Padahal Kami Bayar

Parahnya wanita dan pria lanjut usia tidak dipisahkan pelayanannya, dan harus rela berdiri sampai nomornya dipanggil.

TRIBUNSUMSEL.COM/SIEMEN MARTIN
Kantor BPJS yang terletak di jalan R Soekamto ini disesaki masyarakat yang akan mengurus kepesertaan baik perubahan data, cetak kartu hingga pelayanan lainnya. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan Palembang dinilai masyarakat yang menjadi peserta, sangat keterlaluan.

Pasalnya masyarakat yang sudah dipaksa ikut kepesertaan, namun tidak mendapat pelayanan yang setimpal.

"Saya sudah satu jam berdiri belum dipanggil, sedangkan kursi untuk menunggu habis, bagaimana pelayanan BPJS ini," jelas seorang peserta mengeluh kepada Tribunsumsel.com, Rabu (12/10/2016).

Pantauan di lapangan, kantor BPJS yang terletak di jalan R Soekamto ini disesaki masyarakat yang akan mengurus kepesertaan.

Baik perubahan data, cetak kartu hingga pelayanan lainnya.

Memasuki pintu kantor, sudah tampak masyarakat mengantre hingga ke luar kantor.

Parahnya wanita dan pria lanjut usia tidak dipisahkan pelayanannya, dan harus rela berdiri sampai nomornya dipanggil.

Sedangkan loket pelayananan, hanya terdapat dua meja untuk satu pelayanan sedangkan jumlah meja berjumlah 10 yang dibagi untuk pelayanan PNS, badan usaha.

Bahkan masyarakat memilih antre duduk di tangga karena tidak adanya kursi yang disediakan BPJS.

Bukan hanya di dalam loket, BPJS pun memperlakukan peserta di tenda luar layaknya para pengemis yang menunggu belas kasihan dari si empunya rumah.

Tidak ada pendingin dan minimnya kursi serta meja membuat masyarakat sulit untuk menulis elemen data.

"Ini seperti perusahaan komunis, mau uangnya tapi pelayanan tidak setimpal diberikan," kata Sugiarto pria berusia 45 tahun yang keseharian berjualan manisan keliling ini.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved