Alamak ! Seorang Wanita Diamankan Polisi Gara - gara Ada Gambar Ini di Telapak Tangannya

Petugas polisi mengamanka seorang wanita karena melihat ada gambar ini di telapak tangannya.

wittyfeed.com

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Ardhi Sanjaya

TRIBUNUMSEL.COM -- Petugas polisi mengamanka seorang wanita karena melihat ada gambar ini di telapak tangannya.

Sungguh menjadi kejadian yang sangat tak biasa.

Wanita inipun merasa bingung akan kesalahan yang ia lakukan.

Padahal, dia hanya menggambar bentuk ini di telapak tangannya.

Dikutip dari Wittyfeed, masyarakat kini memang sudah merajela dalam melakukan kekerasan.

Tak sering ada seorang majikan atau bahkan istri yang menerima tindak kekerasan.

Tapi mereka merasa takut jika memberi tahu apa yang sudah dialami.

Mereka takut akan mendapat balasan yang lebih parah dari pelaku.

Belum lagi tekanan yang sangat berat saat menerima anncaman dari sang pelaku.

Berikut ini ialah cara 'aneh' yang dilakukan oleh banyak orang untuk memberi tahu bahwa dirinya sudah mendapat kekerasan.

Yakni dengan menggambar bentuk bulatan atau titik hitam di telapak tangannya.

Itu berarti mereka merupakan korban dari kekerasan.

Hanya saja, ada seorang wanita yang bukan menjadi korban kekerasan.

Dia hanya berusaha untuk menjadi solidaritas dengan adanya bentuk kampanye itu.

Sebenarnya, kampanye titik hitam itu diawali oleh seorang wanita di Inggris.

Dia menjadi korban kekerasan rumah tangga.

Dia membuat sebuah gambar titik di telapak tangan yang bermaknsa kode untuk mendapat bantuan.

Itu dilakukan karena dirinya dan banyak lagi korban kekerasan lainnya takut untuk mengungkap kejahatan itu.

Setidaknya, dengan adanya titik di telapak tangan tersebut, dia bisa diselamatkan oleh aparat kepolisian.

Nama kampanye ini dialah Black Dot Campaign.

Tetapi, ada seorang wanita yang menggambar titik ini di telapak tangannya.

Padahal dia tidak mendapat tindak kekerasan.

Polisi yang mengetahui hal itu pun lantas mendatanginya.

Dia pun lantas digelandang ke kantor polisi.

Bukan untuk dipenjara, melainkan untuk ditanyai soal hal yang dialaminya.

Nahas, wanita ini mengaku hanya ikut-ikutan dalam kampanye tersebut.

Polisi yang tadinya mengira bahwa wanita tersebut menjadi korban kekerasan pun lantas memperbolehkan dirinya untuk kembali pulang.

Sumber: Tribun Bogor
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved