Pil KB Kerap Dianggap Sebabkan Gemuk, Kanker dan Kelahiran Cacat, Ini Fakta Sebenarnya

Berikut mitos dan fakta yang sering dibahas sebagai bahan pertimbangan jika ingin menggunakan pil KB

telegraph
Ilustrasi 

TRIBUNSUMSEL.COM - Dengan segala keunggulannya, masih banyak keraguan pada metode kontrasepsi menggunakan pil. Mulai dari isu pil KB bikin gemuk, bikin susah hamil, sampai menyebabkan kanker.

Meski sering dibahas, mitos dan fakta masih berseliweran ketika seorang wanita hendak menggunakan pil kontrasepsi atau pil KB.

Sayangnya, masih banyak yang termakan mitos hingga mengurungkan niat memakai metode kontrasepsi yang memiliki efektifitas hingga 99 persen ini.

Berikut mitos dan fakta yang sering dibahas sebagai bahan pertimbangan jika ingin menggunakan pil KB :

Mitos: Pil kontrasepsi menyebabkan kanker

Fakta: Banyak penelitian yang menyatakan bahwa pil kontrasepsi justru memberikan perlindungan terhadap kanker ovarium dan kanker rahim.

Mitos : Pil kontrasepsi menyebabkan cacat lahir

Fakta : Sekitar 100 juta wanita di seluruh dunia telah merasakan keuntungan dari penggunaan pil kontrasepsi. Kualitas hidup telah meningkat dan pil kontrasepsi telah diteliti secara besar-besaran.

Sampai saat ini, tidak ada bukti yang menghubungkan konsumsi pil kontrasepsi dengan kejadian cacat lahir.

Mitos : Pil kontrasepsi hanya digunakan untuk kontrasepsi

Fakta : Seiring perkembangan teknologi, pil kontrasepsi mengalami banyak perkembangan. Selain untuk kontrasepsi, pil kontrasepsi juga efektif dalam mengurangi nyeri ovulasi, kram pada saat menstruasi dan gejala PMS.

Hal ini dapat mengurangi risiko anemia yang umum ditemukan pada perempuan yang mengalami perdarahan menstruasi yang berat. Pil kontrasepsi juga melindungi perempuan dari kehamilan ektopik, osteoporosis, kista ovarium dan kanker ovarium.

Mitos : Pil kontrasepsi langsung bekerja secara efektif segera setelah dikonsumsi

Fakta : Pil kontrasepsi hanya efektif dari hari pertama jika konsumsi dimulai pada hari pertama menstruasi dan dilanjutkan dikonsumsi setiap hari seperti yang sudah ditentukan.

Apabila tidak dikonsumsi pada hari pertama menstruasi, diperlukan metode kontrasepsi tambahan seperti misalnya kondom.

Halaman
1234
Sumber: Kompas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved