Petani Karet di PALI Mengeluhkan Harga Karet Era Presiden Joko Widodo
Menurut petani karet di era presiden SBY harga karet bisa tembus di angka atas Rp 12 ribu per/kg, pada saat itu para petani semakin jaya.
Laporan Wartawan Tribun Sumsel, Ari Wibowo
TRIBUNSUMSEL.COM, PALI - Hingga saat ini, harga karet di wilayah Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) masih anjlok. Harga karet basah di tingkat petani berkisar di angka Rp 4 ribu sampai Rp 5 ribu, sedangkan untuk harga karet kering berkisar Rp 8 ribu per/Kg sesuai dengan kualitasnya.
Petani karet di Bumi Serepat Serasan sempat membandingkan masa kepemimpinan di era presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan presiden Joko Widodo.
Menurut petani karet di era presiden SBY harga karet bisa tembus di angka atas Rp 12 ribu per/kg, pada saat itu para petani semakin jaya.
Bahkan mereka berlomba-lomba membeli kendaraan roda dua maupun roda empat serta benda berharga lainnya. Namun, kejayaan itu, hanya tinggal kenangan saja.
"Di era presiden SBY, harga karet basah bisa tembus di atas Rp 12 ribu ke atas, pada saat itu, banyak petani karet kredit motor bahkan mobil, serta membeli emas untuk di simpan," kata petani karet, Ruswandi(55), warga Desa Karang Agung, Kecamatan Abab, PALI, Senin(19/9/2016).
Dia menceritakan, pada saat ini, sepertinya pemerintah pusat lebih gencar membuat lahan sawah dari pada memperhatikan harga karet. Terbukti pada masa pemerintah saat ini, harga karet semakin anjlok berkepanjangan.
"Pada pemerintah Presiden RI, Joko Widodo, harga karet dibawa angka Rp 7 ribu, dulu sempat harga Rp 7 ribu. Namun, cuma sebentar, selebihnya harga karet Rp 4 ribu sampai Rp 5 ribu, memang kita akui ada besar-besar pembukaan lahan sawah, tapi kebun karet tidak biasa dibuat lahan sawah, karat perkebunan karet di daerah daratan bukan di lebak," keluh Ruswandi.
Sementara itu, pengepul karet alias toke karet, Sani mengakui harga karet sudah lama anjlok ini, berbagai macam informasi turunnya harga karet diantaranya kualitas karet petani di Indonesia khususnya di PALI kalah bersaing dengan karet di negara lain.
Ada juga terdengar bahan baku karet sudah berlimpah sehingga permintaan karet dikurangi otomatis harga karet makin anjlok.
"Kalau aku dengar di pabrik karet di Palembang, turunnya harga karet. Katanya karet petani kita kualitasnya kalah bersaing, ada juga impor bahan baku karet di kurangi, karena bahan baku karet sudah berlimpah," ujar Sani, warga Abab.