Bintang Empat di Pundak Budi Gunawan Memicu Matahari Kembar di Polri?
Pelantikan Budi Gunawan sebagai Kepala Badan Intelijen Negara pada Jumat (9/9/2016), menyisakan sejumlah pertanyaan.
"Enggak, saya enggak bisa komentar," kata dia.
Wajar
Secara terpisah, Kepala Divisi Humas Polri, Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar mengatakan, kenaikan pangkat Budi menjadi jenderal bersamaan dengan turunnya keppres yang ditandatangani Presiden Jokowi.
Menurut dia, kenaikan pangkat itu merupakan sesuatu yang lazim. Sebab, Budi masih berstatus aktif di kepolisian.
"Tidak masalah dengan itu," kata Boy saat dihubungi.
Dengan kenaikan pangkat itu, maka ada dua jenderal bintang empat aktif di kepolisian, yaitu Budi Gunawan dan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian.
Hal ini sempat menimbulkan pertanyaan besar, terutama bagi Tito dalam memimpin Polri ke depan. Seperti diketahui, Budi merupakan senior Tito di Akademi Kepolisian.
Budi adalah lulusan Akpol tahun 1983, sedangkan Tito merupakan lulusan angkatan 1987.
Pengamat kepolisian Bambang Widodo Umar mengatakan, terlalu berlebihan jika ada kekhawatiran akan munculnya matahari kembar di tubuh Polri.
Kendati demikian, ia mengingatkan, agar Tito profesional dalam menjalankan tugasnya memimpin Polri.
"Kalau dia ada rasa sungkan, ada rasa ini itu, mungkin saja terganggu. Yang kita harapkan, Pak Tito bener-bener concern sebagai leader," kata Bambang saat dihubungi, Sabtu (10/9/2016).
Ia menuturkan, BIN dan kepolisian memiliki elemen berbeda di dalam menjalankan tugas dan fungsi intelejen.
Secara khusus, intelijen kepolisian memiliki konsentrasi di dalam menghadapi persoalan kriminal. Sementara BIN, memiliki cakupan yang lebih luas, baik itu di dalam negeri maupun luar negeri.
Adapun yang menjadi pengutamaan BIN meliputi ekonomi, politik, budaya, hukum, serta keamanan.
Bambang menuturkan, ketegasan Tito diperlukan dalam memimpin Polri. Terutama, ketika mengambil kebijakan atas ide dan gagasan yang muncul terkait program kerja yang ingin diterapkan bagi perbaikan Polri ke depan.