Peraturan Baru, Siswa Tawuran Akan Diberhentikan dan Tidak Diterima di Semua Sekolah di Palembang
Ini dilakukan, agar tidak ada lagi siswa yang berfikir untuk melakukan tindakan tawuran yang notabene sangatlah meresahkan masyarakat.
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG- Aksi tawuran antar pelajar dari dua sekolah yang berlangsung di kawasan benteng kuto besak (BKB) usai pelaksanan upacara kemerdekaan RI-71, Rabu (17/8/2016), membuat Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) kota Palembang segera mengeluarkan peraturan akan pemberian sanksi keras bagi pelakunya.
Tak tanggung-tanggung, sanksi keras ini berupa pengeluaran para siswa dari sekolah hingga tidak akan diterima lagi di seluruh sekolah di kota Palembang .
Ini dilakukan, agar tidak ada lagi siswa yang berfikir untuk melakukan tindakan tawuran yang notabene sangatlah meresahkan masyarakat.
“ Kita sudah sampaikan hal ini, tidak hanya kepada kepala sekolah yang siswanya pelaku tawuran, namun juga seluruhnya. Untuk disampaikan langsung kepada seluruh siswa agar mereka tahu dan paham sehingga berfikir dua kali buat tawuran,” ujar Kabid SMP/SMA/SMK Disdikpora kota Palembang, Lukman haris saat ditemui diruangan , Kamis siang (18/8).
Dikatakan Lukman, untuk kejadian tawuran kemarin pihaknya meminta kepala sekolah untuk memberikan surat pernyataan kepada setiap wali orang tua yang anak pelaku tawuran.
Dengan memberikan kesempatan perjanjian untuk tidak mengulangi lagi, dengan syarat, apabila terulang kembali maka siswa tersebut harus siap angkat kaki dari sekolah.
“ Mereka sudah diberikan perjanjian kesepakatan, bila mengulang maka tidak ada ampun lagi, ini berlaku bagi semuanya. Sebab kami tidak mentoleransi lagi aksi tawuran pelajar tersebut,” jawabnya.
Pihaknya pun akan seger mengedarkan surat perintah akan peraturan pemberian sanksi bagi siswa yang terlibat tawuran, dimana sekolah diberikan hak untuk langsung mengeluarkan siswa tanpa harus melihat lagi.
Diharapkan, kejadian tawuran seperti itu tidak akan terulang untuk kembali di lain waktu.
“ Kita sangat malu dan sedih melihat tingkat laku pelajar kemarin, kita minta sekolah untuk selalu memberikan pengarahan dan pengawasan kepada siswanya akan bisa mengantisipasi kejadian ini terulang kembali,” jelasnya.
Sementara itu, Waka kesiswaan SMK Gajah mada (GAMA), Kasmanra mengatakan pihaknya sudah memberikan sanksi kepada setiap siswanya yang terlibat tawuran kemarin,.
Meskipun pihaknya mengaku hal ini terjadi bukan karena disengaja melainkan karena adanya salah paham antar pelajar.
“ Ada sebanyak 20 orang siswa kita yang tertangkap , akan tetapi ketika ktia check hanya 18 orang siswa kita yang asli, sisanya merupakan siswa kami yang tidak bersekolah lagi atau berhenti yang memprovokator siswa lainnya,” ujarnya.
Pihaknya pun merasa sangat malu dengan kejadian seperti ini, pasalnya kegiatan tawuran sudah tidak ada lagi dilakukan siswanya.
Tentunya ini juga menjadi pembelajaran bagi pihaknya untuk dapat terus mengawasi para siswa saat berkegiatan di luar sekolah.