Tragis, Duda 70 Tahun ini terbakar dan Kemaluan Dimakan Binatang Buas

Parahnya, lagi kemaluan dan jempol kaki almarhum dimakan binatang buas.

TRIBUNSUMSEL.COM/ARI WIBOWO
Almarhum Cik Hasan, saat hendak dimasuki ke‎ mobil jenazah dan di bawah ke tanah kelahirannya. Sabtu(6/8/2016). 

Laporan Wartawan Tribun Sumsel, Ari Wibowo

TRIBUNSUMSEL.COM, PALI - Tragis yang menimpa Cik Hasan(70), warga Tebing Kawat, Kelurahan Handayani, Talang Ubi, PAL, mengalami luka bakar di sekujur tubuhnya hingga menyebabkan meninggal dunia.

Parahnya, lagi kemaluan dan jempol kaki almarhum dimakan binatang buas.

Diduga almarhum menyelamatkan diri dari si jago merah yang melalap pondok tempat tinggalnya, yang berjarak 3 kilometer dari permukiman penduduk.

Jenazah almarhum, ditemukan oleh warga, Muhamad, yang hendak menyadap karet ke kebun karet.
Namun, betapa kaget Muhamad, setelah melihat jenazah yang terlentang dengan luka bakar di sekujur tubuh almarhum, sekitar pukul 07.30(7/8).

Melihat jenazah itu, terbujur kaku. Berjarak sekitar 200 meter dari terbakar pondok kediaman korban.

Dia langsung ke permukiman penduduk untuk memberitahukan kepada warga terhadap berita duka.

Namun, setelah warga berdatangan kemaluan korban dan jempol kaki korban hilang diduga di makan binatang buas.

"Awal jenazah almarhum Cik Hasan, ditemukan oleh Muhamad, saat hendak pergi kebun karet. Lalu Muhamad pulang dan memberitahukan warga ada jenazah terbakar," kata Hj Norma, ketika dijumpai Tribunsumsel.com.

Dikatakan Norma, almarhum hidup sebatang kara, setelah bercerai dengan istrinya pada 55 tahun silam.

Kemudian almarhum menjadi buruh kebun warga, setelah mempunyai uang almarhum membuka kebun sekitar satu hektare di buat pondok untuk tempat tinggalnya.

"Almarhum hidup sebatang kara, rumah tangga cuma bertahan satu bulan, kemudian bercerai sampai sekarang masih duda," kata saudara almarhum, menceritakan kepada Tribunsumsel.com.

Ditambahkan, Solihin, terakhir ia bertemu dengan almarhum, Jumat(5/8) siang, setelah almarhum pulang dari pasar Pendopo, untuk belanja kebutuhan sehari-hari.

Bahkan, almarhum sempat pesan beras Bulug, kepada pak RT sebanyak Rp 30 ribu, terakhir berpesan untuk meminta bantuan kepada warga agar menolongnya saat hendak menanam padi di ladangnya.

"Kemarin(5/8), saya bertemu, dengan almarhum sehat walafiat, bahkan almarhum sudah terbiasa memikul getah karet yang berat lebih dari 20 kilogram, untuk dijual kepada toke karet."

"Memang setiap minggu sehabis jual karet almarhum ke pendopo untuk beli Sembako, gubuk almarhum dengan permukiman penduduk sekitar 3 kilometer."

"Almarhum dimakamkan di tanah kelahiran Desa Dusun Dalam, Kecamatan Belimbing, Kabupaten Muaraenim," kata sanak almarhum.

Sementara Kopolres Muaraenim, AKBP Hendra Gunawan SIK melalui Kapolsek Talang Ubi, Kompol Janton Silaban SIK menegaskan pihak sudah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TPK) ke lokasi kebakaran diduga kuat korban meninggal dunia setelah hendak menyelamatkan diri dari kobaran api.

"Petugas kami sudah olah TKP, korban sebelum dimakamkan dibawa RSUD Talang Ubi, untuk di visum," kata Kompol Janton.

Menurut keterangan saksi, lanjut Janton, kebiasaan korban menghidup api unggun di bawa pondok, untuk mengusir nyamuk.

Diduga api menjalar pondok hingga menyebabkan korban terbakar. Kemungkinan korban terjun dari pondok itu untuk menyelamatkan diri. Ia juga membenarkan kemaluan dan kaki jempol korban di makam binatang buas.

"Dari lokasi pondok terbakar, dengan jenazah korban sekitar 200 meter, kemungkinan korban sempat menyelamatkan diri. Namun, nyawa tak tertolong lagi," jelas Kompol Janton, ketika dihubungi Tribun.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved