Breaking News

Banyak Tenaga Kerja Asing di PT TEL, DPRD Sumsel Baru Akan Bertindak Jika Ada Laporan

Wakil rakyat Sumsel ini mengaku kerap melakukan pengecekan terhadap perusahaan perusahaan di Sumsel yang memperkerjakan tenaga asing.

Penulis: Arief Basuki Rohekan | Editor: M. Syah Beni
TRIBUNSUMSEL/ ARIEF B ROHEKAN
Anita Noeringhati 

TRIBUNSUMSEL. COM, PALEMBANG,- Kekhawatiran masyarakat tentang makin banyaknya tenaga kerja asing yang masuk ke Indonesia juga menjadi sorotan bagi DPRD Sumsel.

Wakil rakyat Sumsel ini mengaku kerap melakukan pengecekan terhadap perusahaan perusahaan di Sumsel yang memperkerjakan tenaga asing.

Seperti yang dikatakan oleh Wakil Ketua Komisi V DPRD Sumsel, Anita Noeringhati yang memang membidangi tenaga kerja.

Saat ini menurut dia mereka tengah mengamati tenaga asing yang berada di PT TEL yang terletak di Muara Enim.

" Kami mendapati ada sebanyak 12 tenaga asing yang bekerja disana, namun pihak perusahaan tersebut telah menggambarkan dan memberikan penjelasan detil jika tenaga asing tersebut telah masuk ke Indonesia sesuai mekanisme yang baik dan benar," katanya kepada Tribun Sumsel.Com, Selasa (2/8/2016).

Terkait masuknya tenaga asing yang bekerja di perusahaan yang notabenenya terletak di Indonesia juga diatur dalam UU serta aturan. Jika terjadi adanya pelanggaran tentu menurut Anita akan ada sangsi yang dilayangkan.

" Di PT TEL itu juga kami mengetahui posisi jabatan strategis juga tidak dipegang oleh tenaga asing. Karena berkaca dari sebelumnya kami mendapati adanya laporan jika tenaga asing sering menduduki jabatan strategis sehingga seakan mendominasi bidang pekerjaan," bebernya.

Ketika disinggung darimana asal pekerja asing yang dipekerjakan di PT TEL tersebut, Anita menuturkan mendominasiberasal dari Negara Jepang, karena memang pusat daripada PT TEL itu sendiri di Jepang.

"Silahkan di informasikan secara resmi ke Komisi V DPRD Sumsel, dan kami akan melakukan pengecekan dan pemanggilan pihak Disnaker jika memang terbukti, tetapi untuk sekarang belum ada laporan.

Terakhir dirinya menuturkan jika pihaknya akan terus mengakomodir semua perusahaan di Sumsel dalam hal tenaga kerja.

Baik pekerjanya sendiri hingga fasilitas yang didapatkan pekerja itu sendiri mulai dari jaminan kesehatan hingga tunjangan hari tua.

" Dan memang sudut pandang kenapa mengambil pekerja asing, faktor kemampuan misalnya. Tetapi kami menginginkan persentase secara benar jika perusahaan di Sumsel ini mempekerjakan tenaga asing, seperti hal nya PT TEL itu, serta memang jabatan strategis dijabat oleh orang kita semua. Begitupun kedudukan perempuan,kalau tidak ada saya yang akan protes duluan," tegas Anita.

Hal senada diungkapkan ketua fraksi Hanura DPRD Sumsel Arkoni, yang menyatakan permasalahan tenaga kerja asing ini harus disikapi bijak semua pihak, dan pemerintah harus bisa mengambil keputusan yang menguntungkan bangsa Indonesia, sehingga nantinya tidak terjadi konflik.

"Jabodetabek sudah ribut, dan jangan terjadi di Sumsel. Kalau secara pribadi saya lihat kita banyak tenaga kerja dan seharusnya bisa dimanfaatkan. Walaupun ini global, tapi tetap diatur pemerintah lah, karena sebenarnya Kita belum siap di era MEA, tetapi kita tidak mungkin menolaknya,"pungkas Arkoni yang menjabat sekretaris komisi VII DPRD Sumsel ini.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved