Anies Baswedan: Sudah Capai Hasil Baik Tapi Harus Ada yang Ditukar Demi Kepentingan Lain
Kementeriannya telah mencapai hasil yang baik, meski diakui memang masih ada kekurangannya.
Anies juga membuat laman khusus sebagai sarana melapor bagi orang tua yang anaknya menjadi korban perpeloncoan. Hasilnya, menurut Anies, maksimal.
"Tahun ini nol yang meninggal dunia selama hari-hari pertama tahun ajaran baru. MOS dihapus, kekerasan dihapus juga. Kalau perpeloncoannya masih adalah satu dua yang melapor, tapi sudah enggak kelihatan lagi anak sekolah itu kayak badut. Revolusi mental itu jalan," ujar Anies.
Ketiga, menciptakan sekolah aman. Anies mengatakan bahwa sebelumnya kekerasan di sekolah bukan dianggap persoalan pendidikan. Penyelesaiannya pun sepotong-sepotong dan langsung masuk ke ranah hukum tanpa mempertimbangkan usia pelaku.
Namun, semenjak menjadi Mendikbud, Anies menegaskan bahwa negara harus hadir, bahkan sampai ke aktivitas peserta didik sehari-hari. Contohnya, mengimbau sekolah membentuk satgas pengamanan sekaligus melibatkan banyak pihak untuk mengantisipasi kekerasan di sekolah.
Keempat, yakni pembenahan seleksi terbuka pejabat di Kemendikbud. Jika sebelumnya proses penentuan pejabat eselon berlangsung tertutup, Anies mengubahnya menjadi terbuka.
Pemilihan pejabat eselon I pun didasarkan pada syarat karier yang terbukti telah bekerja baik dan memiliki integritas.
Kelima, yang baru-baru ini terjadi, yakni mengimbau para orangtua mengantas anaknya sekolah pada tahun ajaran baru.
"Kemarin, itu menjadi gerakan nasional. Semuanya menjadi sadar betapa pentingnya meluangkan waktu untuk mengantar anak sekolah. Orang tua bisa berinteraksi dengan guru dan sebagainya," ujar Anies.
Selain itu, ada pula program-program lain yang juga dinilai Anies memiliki tingkat keberhasilan cukup tinggi antara lain penerapan kurikulum terbaru, menyebarkan guru berkualitas, hingga reformasi ujian nasional.
Program tidak selesai
Ada satu program yang menurut Anies masih berjalan dan tidak sempat diselesaikannya, yakni perencanaan kurikulum bagi sekolah kejuruan.
"Intinya adalah anak magang itu memiliki kurikulum dan bukan hanya sekedar ada di kantor untuk disuruh-suruh tak jelas saja," ujar Anies.
Ia mencontohkan, seorang anak magang di perusahaan media massa. Jika kurikulum sekolah kejuruan itu sudah rampung, peserta didik sudah memiliki standard kerja sebagai pegawai magang di perusahaan media.
"Misalnya dia magang di Kompas. Lalu apa saja sih yang harus dikerjakan anak itu? Misalnya ini, ini, ini. Inilah yang sedang kami susun untuk disepakati asosiasi perusahaan juga," ujar Anies.
Penyusunan itu belum rampung lantaran Kemendikbud harus mengakomodasi lebih dari 400 profesi.


 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			 
											 
											 
											 
											