Menlu Benarkan 7 WNI Disandera Kelompok Bersenjata Filipina

Menteri Luar Negeri RI Retno L.P. Marsudi membenarkan terjadi penyanderaan terhadap 7 warga negara Indonesia (WNI)

Imanuel Nicolas Manafe
Menteri Luar Negeri Retno L.P Marsudi bersama Dubes Indonesia untuk Brasil, Toto Riyanto bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (24/2/2015). 

Kesaksian keluarga ABK

Salah satu korban, yakni juru mudi kapal yang bernama Ismail, kemudian diperintahkan untuk menghubungi keluarganya. Ismail kemudian menghubungi istrinya, Dian Megawati.

Pada Rabu (22/6/2016), Megawati menuturkan, tepat pukul 11.00 Wita hari itu, teleponnya berdering dan terlihat nomor panggilan dari Jakarta.

Ketika diangkat, ternyata suaminya, yang menghubunginya dengan nada tergesa-gesa.

Suaminya memerintahkan Mega untuk mencari wartawan, kepolisian setempat, Pemerintah Indonesia, dan pihak PT PP Rusianto Bersaudara.

"Saya dikabari tergesa-gesa, saya kaget tidak sempat tanya apa kabarnya, bagaimana nasibnya. Dia cuma minta dicarikan wartawan, kepolisian, pemerintah, dan perusahaan," kata Mega, Rabu.

"Di akhir komunikasi, suami bilang harus disiapkan uang 20 juta ringgit sebagai uang tebusan. Kami sudah ke perusahaan, tetapi masih belum ada kejelasan," ujarnya.

Menurut Mega, ketika mengabari semua pihak, perwakilan perusahaan kemudian langsung mengecek keberadaan kapal TB Charles.

Menurut koneksi yang tersambung, posisi kapal sedang berada di perairan Indonesia menuju Kota Tarakan. Namun, pada saat menghubungi Mega, suaminya terkesan sedang berada di daratan.

"Kata perusahaan, kapal itu baik-baik saja karena masih berlayar menuju Tarakan. Namun, ketika menelepon, suami saya sedang berada di daratan. Terdengar suara ribut seperti di pasar, dan di belakangnya ada suara-suara berbahasa Inggris yang menyarankan agar uang tebusan segera dikirim," ujarnya.

Mega menjelaskan, TB Charles membawa 13 ABK. Suaminya mengatakan, pada proses penyanderaan, ke-13 orang tersebut dibagi dalam dua kelompok.

"Yang tujuh orang dibawa oleh (kelompok) militan Abu Sayyaf, sedangkan yang enam orang lainnya tidak tahu ke mana. Kemungkinan besar, keenam orang itu dikembalikan ke kapal untuk segera melanjutkan perjalanan," kata dia.

Kini, Mega masih terus menunggu kabar dari suaminya dan menantikan kejelasan dari perusahaan.

"Saya enggak tahu lagi harus gimana. Yang penting, mudah-mudahan ini bisa segera ditangani Pemerintah Indonesia, dan saya berharap suami cepat pulang," ucapnya.

Sumber: Kompas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved