Video Tribun Sumsel

Video: Pasar Cinde Ternyata Roh Pembangunan Palembang Modern

Komunitas save pasar Cinde terus mengkampanyekan menolak pasar legendaris tersebut, di BOT (bangun guna serah) untuk direvitalisasi menjadi bangunan 1

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Komunitas save pasar Cinde terus mengkampanyekan menolak pasar legendaris tersebut, di BOT (bangun guna serah) untuk direvitalisasi menjadi bangunan 12 lantai oleh pemerintah Sumsel kepada PT Aldiron. Menurut mereka, penghilangan cagar budaya itu akan menghilangkan identitas ikon kota Palembang.

Pasar Cinde telah menjadi roh Palembang, hal itu diungkapkan oleh ahli arkeologi, Retno Purwanti saat diskusi #savepasarcinde di studio bambu Unsri, Kamis (16/6/2016).

Diskusi yang dihadiri ketua Ikatan Arsitek Indonesia Sumsel, Zuber, ketua Palembang Heritage, Ari Siswanto, seniman Vebri Alintani dan sejumlah elemen komunitas lainnya.

Save pasar Cinde ini juga telah melakukan petisi di media sosial, bahkan telah meminta Presiden untuk menghentikan revitalisasi tersebut. Identitas masyarakat Palembang tak terlepas dari keberadaan pasar cinde yang setara dengan BKB, jembatan Ampera.

Ketua IAI Sumsel Zuber menerangkan, pasar cinde yang memiliki ciri khas berupa kolom cendawan yang menunjang atap dan plafonnya, merupakan buah pikiran Karsten dan menjadi ciri khas pasar Johar (Semarang).

Kolom cendawan itu menggambarkan sebuah filosofi pepohonan yang melindungi banyak pasar tradisional di Indonesia. Secara arkeologis-historis, pasar cinde termasuk kategori monumen kontemporer yang merekam perubahan konsep pasar dan perdagangan masyarakat Palembang. Usianya yang melebhi 50 tahun termasuk dalam kategori bangunan cagar budaya sesuai pasal 5 undang-undang nomor 11 tahun 2010.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved