Sentul Minta Surat Sakti Ke Kemenpora

Gatot mengaku saat boarding di Cengkareng ditelepon oleh Ananda Mikola, anak dari Pengelola Sirkuit Internasional Sentul Tinton Soeprapto.

Penulis: Weni Wahyuny |
Aditya Maulana, KompasOtomotif
Direktur Sirkuit Sentul, Tinton Soeprapto dan Anggota Dewan Pertimbangan (Wantimpres) Presiden Suharso Monoarfa, menunjukan desain sirkuit Sentul yang baru. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Terkait Palembang menjadi tuan rumah Moto GP 2018, Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga Gatot S Dewa Broto menginformasikan bahwa Gubernur Sumatera Selatan H Alex Noerdin sudah kirim surat kepada Presiden RI Joko Widodo tentang persiapan Palembang untuk melaksanakan MotoGP 2018.

Gatot mengakui sejauh ini Kemenpora belum dapat arahan dari Presiden terkait dengan usulan dari orang nomor satu di Sumsel itu. Menurut Gatot Kemepora masih menunggu perkembangan berikutnya.

"Tapi yang jelas Komitmen dari Pak Alex sejauh ini saya ketahui adalah bahwa Palembang siap. Siap 2018, siap bangun sendiri karena APBN tidak memungkinkan dan kedua kalau mengenai masalah komitmen fee, itu ranahnya Kementerian Pariwisata," kata Gatot saat hadir di Pendidikan dan Pelatihan Manajemen Industri Olahraga di Hotel Emilia Palembang, Kamis (3/6/2016).

Gatot pula menginformasikan, Sentul yang disebut-sebut akan menjadi MotoGP 2017 saat ini masih dalam proses. Menurutnya Sirkuit Sentul pada bulan Juni ini adalah bulan yang menentukan.

Gatot mengaku saat boarding di Cengkareng tadi pagi ditelepon oleh Ananda Mikola, anak dari Pengelola Sirkuit Internasional Sentul Tinton Soeprapto memberitahukan bahwa kalau surat jaminan bahwa Sentul itu membangun sendiri untuk renovasi sudah dikirimkan dan Gatot jawab sudah diterima. "Kenapa itu penting? Karena pemerintah butuh jaminan bahwa Sentul itu tidak akan ganggu APBN," jelasnya.

"Surat yang lain kami butuhkan dari Sentul adalah memberikan gambaran apa sih benefitnya motoGP kepada publik dan ketiga harus ada MOU nanti ditandatangai oleh Menpora Imam, Menteri Pariwisata wisata dan pihak Sentul," tambahnya.

"Hanya saja nanti yang tanda tangan dengan Dorna itu adalah pihak Tinton, yang misalnya di sirkuit di Jakabaring, seandainya Jakabaring yang dipakai itu yang tanda tangan adalah pihak yang dipercaya oleh Pak Alex untuk menjadi tanggungjawab Jakabaring. Apakah Pak Alex sendiri atau pihak penanggungjawab sirkuit, itu urusan Pak Alex, itu sebagai contohnya," ujar Gatot mencontohkan.

Gatot pula menerangkan kalau sampai akhir Juni ini ternyata tidak ada tandatangan antara Dorna dengan Sentul, berarti 2017 goodbye, tidak ada motoGP di Sentul.

"Karena menurut Menpora pada tanggal 19 April yang lalu sudah kirim surat ke Presiden bahwa surat Menpora itu tidak menyebutkan bahwa Menpora sudah menetapkan Sentul, itu tidak. Hanya melaporkan pada Pak Menpora mohon untuk dipertimbagkan kemungkinan yang kami usulkan adalan Sentul, dengan catatan untuk renovasi sentul sendiri, tapi kemudian untuk komitmen fee adalah pemerintah, pemerintah dalam hal ini adalah kementerian pariwisata," terangnya

Hanya saja, lanjut Gatot, namanya kalau APBN keluarkan harus ada Keputusan Presiden (Keppres). Saat ini Keppres masih belum dibahas karena baru sekali pihaknya rapat pada tanggal 3 Mei terkait suratnya Menpora.

"Balik lagi ke Sentul, ditanyakan oleh Ananda Mikola adalah intinya adalah Ananda cuma minta agar pemerintah melakukan penetapan bahwa Sentul itu menjadi satu-satunya sirkuit untuk 2017. Kalau kami mengatakan kayaknya sulit kalau kami menyatakan penetapan, maksudnya surat itu akan dipakai ke Dorna," ungkapnya.

Yang bisa dilakukan Kemenpora saat ini adalah lanjut Gatot, hanya komunikasi dengan Dorna yang "mungkin" Kemenpora usulkan untuk sirkuit sedang dipertimbangkan adalan Sentul. Tapi kalau pemerintah mengatakan harus membuat SK Penetapan Sentul menjadi sirkuit satu-satunya untuk MotoGP 2017 sepertinya Kemenpora tidak mau diarahkan seperti itu.

"Sentul ingin bangun sendiri sirkuit? Itu positif, yang jadi masalah, tadi pagi (kemarin) itu adalah kayaknya Dorna dengan Sentul itu ada kendala, jadi kami tidak bisa mengeluarkan "Surat Sakti".Yang bisa kami keluarkan hanya pemberitahuan saja, bukan rekomendasi," tambahnya.

Gatot mengatakan bahwa Sentul masih akan menunggu Surat Sakti (SK penetapan Sentul satu-satunya sirkuit 2017). Tadinya Kemenpora mengharapkan pihak Sentu jangan tergantung pemerintah.

"Katanya sudah sanggup membiayai, seharusnya kalau saya jadi Sentul, jadi Pak Tinton, saya mengatakan sanggup, itu tinggal translate buat surat dalam bahasa Inggris kirimkan kepada Dorna saya sanggup gini gini gini udah kayak gitu aja, jangan ngerecoki pemerintah, pemerintah pasti akan bantu komitmen fee, tapi kalau sekarang jangan paksa keluarkan surat sakti," tukas Gatot. 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved