Ini Asalnya Mengapa Orang Nonton di Bioskop Cemilannya Selalu Popcorn

Apakah Anda tahu mengapa popcorn menjadi cemilan pilihan di bioskop? Untuk mengetahuinya mari kita lihat sejarah makanan tersebut.

oliveoiltimes.com
Nonton film sembari mengudap popcorn. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Popcorn atau berondong jagung menjadi cemilan utama dalam menikmati film di bioskop.

Jagung dipanaskan dengan bumbu seperti garam dan mentega, mengembang dan seakan meledak menemani film kita melalui rasa, aroma, hingga bunyi yang dihasilkan oleh makanan tersebut.

Dengan proses memasak yang meledakkan jagung melalui bunyi “pop,” makanan tersebut menjadi makanan ringan terpopuler dalam dunia sinema.

Apakah Anda tahu mengapa popcorn menjadi cemilan pilihan di bioskop? Untuk mengetahuinya mari kita lihat sejarah makanan tersebut.

Seperti yang dilansir dari smithsonianmag.com yang mengutip buku Popped Culture, makanan tersebut ditemukan di Amerika Selatan dengan sejarah panjang produksi makanan berbasis jagung di Amerika. Tengah.

Perdagangan membawa biji-biji jagung tersebut menuju utrara, lebih tepatnya Amerika Utara.

Andrew Smith selaku penulis tersebut menyatakan bahwa para penangkap ikan paus dari Amerika Utara menemukan popcorn di Chili di awal abad ke-19.

Mereka membawa ke wilayah Amerika Serikat dan tren secara tidak langsung ini memberikan tempat istimewa pada popcorn sebagai sebuah cemilan.

Popcorn dapat diakses di berbagai tempat seperti sirkus, festival, dan tempat hiburan lainnya di Amerika Serikat. Kemudian bagaimana dengan teater atau bioskop?

Pada faktanya mereka tidak menjualpopcorn pada masa ketenaran awal cemilan tersebut. Kenapa bisa seperti itu?

Menurut filmmakeriq.com, industri film beserta bioskop ingin memberikan kesan yang berkelas kepada para konsumen.

Mereka mengikuti konsep teater tradisional dengan lobi besar, perabotan elegan seperti lampu gantung, dan tentu saja karpet mewah.

Pihak manajemen tidak menginginkan kotoran dan aroma yang ditimbulkan oleh popcorn yang merupakan makanan rakyat di bangunan mereka. Akan tetapi masa megubah segalanya yang didukung oleh ekonomi dan teknologi.

Menurut mentalfloss.com tahun 1927 menjadi pengubah segalanya dengan film-film bersuara.

Menonton film menjadi aktivitas yang dapat dinikmati seluruh kalangan yang berjalan sejajar dengan krisis ekonomi yang dinamakan dengan Great Depression.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved