Tak Lagi Bekerjasama, Kok BPJS Kesehatan Masih Masukan Nama Dokter ke List
Rasa kecewa bercampur kesal ketika Triya Rosita mendatangi dokter gigi Dedy H Sinaga untuk mengobati
Penulis: M. Ardiansyah |
Laporan wartawan Tribunsumsel.com, M Ardiansyah
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Rasa kecewa bercampur kesal ketika Triya Rosita mendatangi dokter gigi Dedy H Sinaga untuk mengobati anaknya yang sedang sakit gigi, Sabtu (27/2/2016).
Betapa tidak, kartu BPJS Kesehatan yang dimiliki dan berguna untuk berobat di dokter keluarga dan dokter gigi tiba ditolak petugas pendaftaran dokter gigi Dedy H Sinaga yang berada di KM 5 Palembang.
Menurut seorang petugas pendaftaran yang berada di depan pintu masuk, sudah lama BPJS Kesehatan tidak lagi bekerjasama dengan dokter gigi Dedy H Sinaga bagi pasien gigi untuk berobat.
"Kerjasama hanya tiga bulan setelah itu tidak lagi, sudah sejak 2015 lalu tidak bekerjasama lagi. Memang masih banyak yang datang, tetapi kami memberikaan penjelasan kalau sudah tidak bekerjasama lagi," ujar perempuan berjilbab tersebut.
Ketika ditanya seberapa banyak pasien yang datang dengan membawa kartu BPJS Kesehatan untuk berobat dan menurutnya hampir setiap hari pasien datang dan harus pulang lantaran di klinik ini tidak lagi menerima BPJS Kesehatan.
Tak jarang, pasien yang telah datang jauh-jauh terkadang konplain dengan adanya kejadian ini. Sehingga mereka tidak bisa berobat, terpaksa harus mengeluarkan uang untuk berobat gigi tanpa menggunakan kartu BPJS Kesehatan.
"Tidak tahu kenapa nama dokter Dedy masih dimasukan pihak BPJS Kesehatan, padahal sudah tidak bekerjasama lagi. Kami hanya memberitahu pasien yang datang, kalau untuk urusan dari BPJS masih memasukan nama dokter Dedy silahkan tanya ke BPJS saja," pungkasnya.
Triya Rosita yang datang untuk mengobati anaknya karena sakit gigi merasa kecewa dan kesal dengan kejadian ini. Tidak ada pemberitahuan sama sekali dari pihak BPJS Kesehatan bila sudah tidak ada kerjasama lagi dengan dokter gigi yang tercantum dalam daftar dokter BPJS saat mengisi form pendaftaran.
"Tiap bulan uang disetor melalui pemotongan gaji, tetapi ketika BPJS digunakan ternyata seperti ini kejadiannya. Jadi harus mengeluarkan uang untuk membayar dokter, percuma ada kartu BPJS bila masih harus membayar dokter," ujarnya.
Selama ini, memang menggunakan Kartu BPJS Kesehatan tidaklah pernah berjalan mulus. Begitu pula ketika berobat di dokter keluarga, terkadang lebih banyak tutup ketimbang buka prakteknya.
"Pelayanan seperti apa yang diberikan BPJS Kesehatan kalau seperti ini, uangnya saja mau diambil tetapi pelayanannya sangat tidak bagus. Percuma ada jaminan kesehatan tetapi tidak bisa digunakan," pungkasnya.
Sedangkan Kepala BPJS Kesehatan Dr Sudarto ketika dihubungi melalui ponselnya tidak ada jawaban. Saat dihubungi nada tersambung ada akan tetapi tidak diangkat sama sekali.