Dua Siswa SMAN Sumsel Sulap Limbah Tebu dan Padi Jadi Plafon Anti Bocor

Siswa SMAN Sumatera Selatan kembali berhasil menciptakan produk berdaya guna yang berbahan dasar limbah.

MOCHAMAD KRISNARIANSYAH/TRIBUN SUMSEL
Irfan Kesumayadi (kiri) dan Richard Dika Renalchi (kanan) didampingi sang guru guru kimia SMAN Sumatera Selatan, Nur Padmi Tyastuti saat mendapatkan medali perak di ajang ISPO beberapa waktu lalu 

Laporan Wartawan TribunSumsel.Com,Mochamad Krisnarisnyah

TRIBUNSUMSEL.COM,PALEMBANG -- Siswa SMAN Sumatera Selatan kembali berhasil menciptakan produk berdaya guna yang berbahan dasar limbah.

Kali ini, dua siswa SMAN Sumatera Selatan, Irfan Kesumayadi dan Richard Dika Renalchi, berhasil mengolah sekam padi dan ampas tebu menjadi plafon anti bocor.

Penemuan ini berawal dari kepedulian Irfan dan Richard terhadap limbah sekam padi melimpah di kampung halamannya OKU Timur juga limbah ampas tebu yang banyak mereka lihat di pabrik gula saat perjalanan pulang dari Palembang di masa libur semester.

“Saat melihat hamparan ampas tebu di pabrik gula, kami berpikir bahwa banyak limbah ampas tebu yang akan dihasilkan dan belum dimanfaatkan dengan baik” ujar Irfan mengisahkan awal penelitiannya kepada Tribunsumsel.com Jumat (26/2/2016).

Sambungnya, Setelah membaca berbagai macam literatur, barulah keduanya mengetahui bahwa sekam padi dan ampas tebu banyak mengandung lignosellulosa yang dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan plywood.

“ Dari sinilah kita melakukan sebuah penelitian dengan judul Pemanfaatan Serat Ampas Tebu dan Sekam Padi Sebagai Bahan Baku Alternatif Pembuatan Plafon Papan Partikel,” paparnya.

Dari Penelitian yang dilakukan sejak November 2015 silam, keduanya menemukan bahwa pada hasil plafon kayu sering terjadi kebocoran, hal ini membuat mereka untuk menlanjutkan inovasi yang didapat dengan menggunakan limbah styrofoam yang menghasilkan plafon anti air.

“ Plafon anti air kita sebut dengan nama ‘PLATACOR’ yang merupakan singkatan dari Plafon Tangguh Anti Bocor,” tuturnya.

Tepat pada bulan Desember 2015 lalu juga , Dikatakan Irfan, bila mereka memperoleh informasi mengenai Indonesian Science Project Olympiad (ISPO) ke-8. Meskipun penelitian yang telah dilaksanakan belum 100% sempurna, keduanya memberanikan diri untuk mendaftarkan judul penelitian tersebut.

“ Beruntung nya , dari kurang lebih 500 proposal penelitian yang diterima panita pusat, pada tanggal 6 Januari 2016 kemarin, judul penelitian kami ini berhasil menjadi salah satu finalis, dari total 83 finalis nasional,” ungkapnya.

Dilanjutkan Richard , bila mereka berdua mulai menyiapkan segala keperluan penelitian dan berupaya merampungkannya sebelum hari pelaksanaan ISPO di Semarang, 19-21 Februari 2016 yang lalu.

Lanjut ia, syukur dalam ajang tersebut mereka berdua berhasil meraih medali perah dan mendapatkan rekomendasi untuk mengikuti ajang internasional serupa di Brazil, MOSTRATEC Olympiad pada bulan Mei nanti.“Semoga penelitian ini dapat dikembangkan dan menjadi referensi untuk inovasi penelitian lebih lanjut” ujarnya.

Sementara itu, Plt. Kepala SMAN Sumatera Selatan, Nanang Adi Prayitno, merasa sangat bangga dengan prestasi yang telah dicapai oleh anak didiknya. “Alhamdulillah ini merupakan kabar baik, anak-anak kita dapat meraih prestasi kembali.

Dan sekolah akan terus mendukung siswa-siswanya yang ingin terus berkarya, agar SMAN Sumatera Selatan dapat membantu mencetak para peneliti muda di masa mendatang ,” pungkasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved