Pergi Usai Tes Urine, Yulnadi Minta Maaf ke Penjabat Bupati PALI

Dia akui Yulnadi, dirinya lupa meminta izin terlebih dahulu kepada Penjabat Bupati PALI saat meninggalkan tempat itu, ‎menurut ia sangat dikejar waktu

zoom-inlihat foto Pergi Usai Tes Urine, Yulnadi Minta Maaf ke Penjabat Bupati PALI
TRIBUNSUMSEL.COM/ARI WIBOWO
Sekdisdikbud PALI, Drs Yulnadi.

TRIBUNSUMSEL.C0M, PALI- Sekretaris Dinas Pendidikan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) Drs Yulnadi, meminta maaf kepada Penjabat Bupati PALI Drs H Apriyadi MSI, terkait dirinya yang langsung meninggalkan Gedung Arsendora Komperta, saat tes urine, Kamis(11/2) sore lalu.

Dia akui Yulnadi, dirinya lupa meminta izin terlebih dahulu kepada Penjabat Bupati PALI saat meninggalkan tempat itu, ‎menurut ia sangat dikejar waktu untuk menjemput orangtuanya di Rumah Sakit Jakarta yang bertepatan dengan tes urine PNS eselon II, III, IV dan semua camat Bumi Serapat Serasan.

"Sebelumnya saya sudah pesan tiket pesawat tujuan ke Jakarta untuk menjemput ibu saya di RS yang habis berobat, tiba-tiba pak Abu Hanifah ( Kepala Disdikbud) menyampaikan agar mengikuti rapat di Gedung Arsendora Pendopo, kemudian saya bilang, pak (Abu)saya minta izin pergi ke Jakarta menjemput ibu dan saya sudah pesan tiket yang pertama," kata Yulnadi, ketika dihubungi Tribun melalui via handphone, Minggu(14/2).

Setelah Kadisdikbud, mewajibkan mengikuti rapat itu, lanjut Yulnadi, akhirnya dirinya langsung membatalkan jam keberangkatan ke Jakarta yang terterah di tiketnya, selanjutnya ia memesan tiket ‎lagi untuk keberangkatan jam berikutnya.

"Rapat itu diwajibkan, kata pak Abu tampil muka saja dan absen dan saya datang, karena hari sudah sore, kemudian saya langsung menuju ke Bandara SMB II Palembang untuk berangkat di bawah jam 20.00 (11/2) sesuai dengan tiket yang dipesan, waktu saya benar lupa meminta izin terlebih dahulu ke pak bupati," katanya.

Yulnadi mengatakan tidak terbenak niat untuk menghindari tes urine dan dirinya siap kapan saja untuk tes urine untuk membuktikan bahwa dirinya memang benar bersih dari narkoba. Serta ingin meluruskan persepsi publik terkait pemberitaan terhadap dirinya.

"‎Saya hanya meluruskan persepsi publik yang sudah menilai saya negatif karena pemberitaan beberapa hari lalu yang menganggap saya kabur pada saat tes urine, dan saya siap untuk tes urine ‎jika diperlukan, karena saya yakin tidak pakai narkoba maupun sejinisnya, terus terang saja keluarga kami menjdai shock atas pemebritiaan itu, dengan saya bicara ini munngkin bisa mengklarifikasi pemberitaan itu, dan merubah anggapan publik," keluh Yulnadi.

Disinggung dirinya di non-jobkan oleh bupati, atas meninggalkan tempat itu, dirinya hanya bisa pasrah dan siap mematuhi apa yang diperintahkan atasan.

"Saya Abdi Negara, kita patuhi apa saja di perintahkan atas, jabatan adalah sebuah amanah dan kita tidak terlalu mempersoalkan itu, yang penting kita kerja memberikan yang terbaik," jelas Yulnadi.

Ditambahkan, pengamat Tata Hukum Negara, Firdaus Hasbullah, mengatakan bahwa Bupati memang punya wewenang untuk menindak tegas kepada bawahannya yang tidak konsisten,tetapi alangkah baiknya diselesaikan secara bijak dan meminta keterangan kepada yang bersangkutan agar tidak adak kesalah pahaman.

"Tidak seharusnya menvonis langsung menilai Pak Yulnadi lari karena takut di tes urine, alangkah bijaknya telusuri dulu duduk perkaranya baru diputuskan, memang benar bupati punya wewenang menindak tegas tetapi alangkah baiknya diselesaikan dengan bijak secara musyawarah kepada yang bersangkutan, saya sangat mendukung sekali pak bupati menerapkan pegawai tes urine, jika perlu semua pegawai lingkungan Pemda PALI di tes urine, baik itu PNS, TKS dan kepala desa," tegas Firdaus.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved