Molen: Sesibuk Apapun Kita Teruslah Berbuat Baik
Cerita singkat yang disampaikan, Pj Bupati Ogan Komering Ulu (OKU), H Maulan Aklil disela-sela peresmian Klinik Al-Afiyah Badan Amil Zakat Nasional
Laporan wartawan Tribunsumsel.com, Retno Wirwijaya
TRIBUNSUMSEL.COM,BATURAJA - Cerita singkat yang disampaikan, Pj Bupati Ogan Komering Ulu (OKU), H Maulan Aklil disela-sela peresmian Klinik Al-Afiyah Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) di Komplek Masjid Islamic Center setempat, bikin bulu kuduk merinding. Tak sedikit cerita itu membuat para tamu undangan dan para pejabat yang menghadiri acara tersebut sontak terdiam dan fokus mendengarkan cerita singkat sang pemimping Bumi Sebimbing Sekundang itu.
Dari Pantauan Tribun Sumsel, Rabu (27/1) isi cerita Bupati yang akrab disapa Molen itu, mengenai seorang paru baya berumur 50 tahun. Cerita ini ia dapatkan dari buku bacaannya yang dibacapa selepas shalat shubuh.
Pria berumur 50 tahun itu Cerita Molen, merupakan toko masyarakat yang baik hati dan sangat dihormati orang banyak.
Cerita molen itu membuat suasana yang penuh obrolan mendadak sunyi dan terdiam. Seakan para tamu undangan dan pejabat terbungkam masuk kedalam alur cerita bupati yang akrab dengan masyarakat ini.
Pada suatu ketika Molen melanjutkan cerita, sang bapak itu, duduk diam di meja kerjanya dan sibuk menyelesaikan pekerjaannya. Saat itu anaknya duduk disampingnya. Sementara disitu juga ada satu anak yatim yang memiliki niat untuk meminta belikan pakaian.
"Sebelum mengutarakan niatnnya. Tiba-tiba yatim piatu itu, melihat sang ayah membentak anakn yang ada sampingnya. Hal itu dilakukan karena mengganggu pekerjaan sang ayah. Urunglah niat yatim piatu itu untuk meminta belikan pakian," katanya.
Saat antara tertidur dengan tidak, sang suami parubaya itu mendapat bisikan yang datangnya entah dari mana. Dan diperlihatkan bayangan video rekaman setelah meninggal.
Ia melihat, pimpinan, kolega datang kekuburan dan paling 30 menit untuk berdoa. Setelah itu pulang.
Anak dan istrinya menangis meraung-raung saat meninggal dunia. Masuk ke tahun 2 dan 3 mulai stabil perasaan istri. Bahkan ada yang mendekati lagi.
Anaknya yang dibentak itu kata Molen, dari meninggal dan bertahun-tahun selalu teringat papanya. Dia kangen dan rindu sama papanya. Dia yang tiba-tiba, jelas saat ditontonkankan, secarik kertas dari anaknya.
"Seandainya saya bunya abah, tidak ada laki-laki yang ganggu saya. Seandainya saya ada abah tidak akan susah-sudah ibu saya mencari nafkah. Ia menangis. Sementara anak yatim tidak jadi dikasihnya bantuan untuk beli baju juga terbayang. Anak yatim itu berdoa, do'a itu yang nyampe sampai ke sana untuk dia. Dan kedua doa anaknya yang dibentak juga sampai untuknya. Jadi maknailah cerita ini oleh kaian sendiri," pesan Molen, ia langsung gugup dan mencium anak-anaknya setelah membaca cerita itu.
"Jadi sesibuk apapun kita teruslah berbuat baik. Dan berbuatlah sebaik-baiknya untuk keluarga," cerita Molen.(
