Dikira Hanya Tahi Lalat Biasa, Pria Ini Mengidap Penyakit yang Nyaris Merenggut Nyawanya
Melanoma adalah bentuk paling berbahaya dari kanker kulit, ia pun langsung dirujuk ke National Cancer Centre Singapore (NCCS).
TRIBUNSUMSEL.COM - Seorang pria di Singapura tak menyangkan sebuah tahi lalat seukuran koin 20 sen di pungugnya menjadi sesuatu yang bisa mengancam hidupnya.
Dilansir Stomp, Sabtu (19/12/2015), pria bernama Peter (56) awalnya tak terlalu khawatir sengan tahi lalat tersebut. Namun, sesuatu yang buruk terjadi saat si istri mendapati bercak darah di bagian belakang baju milik Peter.
Pendarahan di belakang punggunya yang berasal dari tahi lalat itu di diamkannya selama lebih kurang satu bulan. Selama itu, ia hanya mengobati luka yang timbul dari tempat tahi lalat dengan minyak kelapa.
Tapi noda darah di bajunya kian hari semakin mengkhawatirkan istrinya dan membujuknya untuk mencari bantuan medis pada bulan Agustus tahun lalu.
Dokter yang memeriksanya lalu mendiagnosis kalau ia mengidap melanoma.
Melanoma adalah bentuk paling berbahaya dari kanker kulit, ia pun langsung dirujuk ke National Cancer Centre Singapore (NCCS).
Peter, yang memiliki seorang putra berumur 20-an, menjalani operasi untuk mengangkat jaringan di sekitar tumbuhnya tahi lalat.Usai operasi kesehatan peter kian memburuk.
Dia kesakitan hampir tidak bisa berjalan dan nafsu makannya berkurang. Awal tahun ini, delapan bulan setelah operasi, Peter mengalami diare dan lutut bengkak.
Dia diberitahu bahwa melanoma telah menyebar ke bagian lain dari tubuhnya. Akhirnya, dokter meminta dia mengkonsums obat yang diberi nama Keytruda, maju obat melanoma terbaru yang akan disetujui oleh Health Sciences Authority.
Setelah beberapa lama mgnkonsumsi obat tersebut,kondisi peter berangsur membaik dan ia sudah bisa melakukan pekerjaan ringan. namun, masih dalam pengawasan tim dokter.