Sirkuit Balap Indonesia Tanpa Standar Internasional

Dengan menjamurkan ajang balap Sepeda Motor Sport, otomatis menjadi pengisi rantai yang selama ini hilang dalam hal pembibitan pebalap nasional.

TRIBUNSUMSEL.COM/KHARISMA TRI SAPUTRA
Pebalap MotoGP asal Spanyol, Dani Pedrosa terlihat canggung dan malu-malu saat diajak berjoget di atas Panggung Meet and Greet Marc Marquez dan Dani Pedrosa di Sirkuit Sentul, Bogor, Selasa (21/10/2014). 

TRIBUNSUMSEL.COM, JAKARTA - Dari total 15 sirkuit balap yang ada di seluruh Indonesia, belum ada satupun yang memenuhi standar internasional.

Balapan yang cocok diselenggarakan cuma sekelas sepeda motor jenis underbone alias bebek.

“Sirkuit yang ada belum cocok untuk balapan motor sport (berkapasitas besar),” kata Wakil Ketua Umum IMI Sadikin Aksa di Arcadia, Senayan, Jakarta Selatan, Rabu lalu (18/11/2015).

Ke depan, IMI sebagai payung dunia balap di Indonesia akan berusaha menyediakan atau mengoptimalkan sirkuit yang ada agar bisa digunakan untuk menggelar balapan motor besar berkapasitas mesin 150 cc.

“Tidak usah yang macam-macam, tapi cocok untuk balapan motor sport dan tingkat safety-nya sudah tinggi,” kata Sadikin.

Dengan menjamurkan ajang balap Sepeda Motor Sport, otomatis menjadi pengisi rantai yang selama ini hilang dalam hal pembibitan pebalap nasional.

Seorang pebalap membutuhkan jam terbang tinggi sejak dini.

Dengan memanfaatkan sepeda motor yang ideal (jenis sport), maka akan lebih mudah beradaptasi ke kelas di atasnya, ketimbang bebek yang didesan bukan untuk balap.

“Kalau untuk underbone, saya sudah ketemu sama kepala mekanik Honda dan Yamaha. Kata mereka balapan motor underbone terbaik di dunia itu ada di Indonesia,” ujarnya.

Sumber: Kompas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved