Dari Kurang Tidur Hingga Nasi Telat, Ini Suka Duka Anggota Brimob Bertugas Padamkan kebakaran
Tidur yang kurang hingga nasi untuk makan yang datang terlambat, menjadi makanan sehari-hari selama menjalankan tugas.
Penulis: M. Ardiansyah | Editor: Kharisma Tri Saputra
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Mau tidak mau karena sudah menjadi tugas negara, 200 anggota Brimob Mabes Polri yang ditugaskan untuk memadamkan kebakaran lahan dan hutan di wilayah Muaraenin dan sekitarnya memang sudah berakhir.
Akan tetapi, lebih kurang sebulan sejak tanggal 23 Oktober hingga 14 November lalu, anggota Sat II Pelopor Mabes Polri ini harus berjibaku memadamkan kebakaran lahan dan hutan tanpa harus memikirkan keselamatan mereka.
Banyak suka dan duka yang dialami selama menjalankan tugas memadamkan kebakaran lahan dan hutan.
Selain harus berpisah dengan keluarga, ketika menjalankan tugas mereka hanya menggunakan alat seadanya untuk memadamkan lahan dan hutan yang terbakar.
Karena memang, alat yang ada sangat mini hingga ranting pohon menjadi pegangan untuk memadamkan api yang membakar.
Tak hanya itu, mereka harus menjaga kesehatan dan menggunakan masker agar tidak terkena ispa selama menjalankan tugas.
Tidur yang kurang hingga nasi untuk makan yang datang terlambat, menjadi makanan sehari-hari selama menjalankan tugas.
"Kami tidur hanya tiga jam sehari, jadi memang tidak efektif. Karena lahan yang terbakar sangat besar, meski sudah bergabung dengan anggota TNI dan masyarakat."
"Kami juga terkadang, harus menunggu kiriman nasi agar dapat makan. Karena jaraknya dari kamp ke lokasi sangat jauh," cerita Kasatgas Polres Muaraenin Sat II Pelopor Mabes Polri AKBP Hasan Hamzah ketika ditemui di Mapolda Sumsel, Sabtu (14/5/2015) malam.
Selama bertugas, meski ada peralatan untuk memadamkan api, namun peralatan tidak didukung dengan ketersediaan air.
Jadi mau tidak mau, menggunakan ranting pohon untuk memadamkan api yang menyala.
Selain itu, mereka juga harus waspada ketika memadamkan api. Karena sewaktu-waktu api dapat muncul di dekat mereka.