Apa Benar Otak Pria Tak Berhenti Memikirkan Seks? Ini Jawabannya
Bukti-bukti juga menunjukkan bahwa hormon testosteron yang dimiliki pria 20 kali lebih besar volumenya dibanding yang dimiliki wanita.
TRIBUNSUMSEL.COM - Benarkah pria tak pernah berhenti memikirkan seks? Otak pria memang menunjukkan betapa besarnya faktor ini dalam pikiran pria.
Hasil penelitian menunjukkan, pusat dari kehidupan seks manusia adalah bagian otak yang disebut hipotalamus.
Selain mengatur kehidupan seks, hipotalamus ini juga berperan serta dalam mengatur emosi, denyut jantung, dan tekanan darah.
Dan siapakah pemilik hipotalamus terbesar? Jawabnya adalah kaum pria.
Bukti-bukti juga menunjukkan bahwa hormon testosteron yang dimiliki pria 20 kali lebih besar volumenya dibanding yang dimiliki wanita.
Dan siapakah pemilik hipotalamus terbesar? Jawabnya adalah kaum pria.
Bukti-bukti juga menunjukkan bahwa hormon testosteron yang dimiliki pria 20 kali lebih besar volumenya dibanding yang dimiliki wanita.
Ditambah dengan hipotalamus yang besar, tidaklah mengherankan jika nafsu berahi pria tergolong liar.
Karena itu, konon, pria dapat bercinta kapan saja dan di mana saja. Tak salah bila hasil survei Kinsey Institute menyimpulkan bahwa 37% pria di dunia ini memikirkan seks setiap 30 menit.
Sementara itu, pria memiliki ukuran otak yang hampir sepenuhnya mencari kesenangan seks bahkan melebihi kebutuhan makan.
Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Nature ini diperoleh dari hasil alisis perbedaan antara dua jenis kelamin cacing nematoda.
Cacing ini memiliki dua jenis kelamin: laki-laki dan hermafrodit, yang pada dasarnya "betina dimodifikasi" tapi menghasilkan sperma mereka sendiri sehingga tidak perlu laki-laki untuk melakukan reproduksi.
Meskipun neuron ini ditemukan hanya ada di spesies jantan, para peneliti dari University College London dan Albert Einstein College of Medicine mengatakan temuan ini dapat memberikan pandangan untuk memahami varietas seks pada manusia.
Sel otak yang baru pada cacing diuji menggunakan pengkondisian klasik. Menggunakan garam sebagai stimulus, cacing belajar untuk mengasosiasikan garam dengan pengalaman yang tidak menyenangkan atau menyenangkan.
Misalnya, cacing saat kelaparan dihadapkan dengan garam kemudian pindah konsentrasinya pada garam saat memasuki lingkungan yang baru.
Peneliti menyimpulkan preferensi garam berarti asosiasi garam dengan mencari pasangan dan berhubungan seks lebih kuat dari asosiasi garam dan tidak ada makanan, menghubungkan ini ke neuron hanya ditemukan pada laki-laki.