Datangi Demonstran, Mahathir Tegaskan Najib Razak Harus Mundur

Mantan perdana menteri Malaysia Mahathir Mohamad kembali mendatangi pengunjuk rasa di Kuala Lumpur, Minggu (30/8/2015). Unjuk rasa yang dimotori

MANAN VATSYAYANA / AFP
Mantan PM Malaysia Mahathir Mohamad berbicara di lokasi unjuk rasa di Kuala Lumpur, Minggu (30/8/2015) yang mendesak Perdana Menteri Najib Razak mundur dari jabatannya. 

TRIBUNSUMSEL.COM, KUALA LUMPUR - Mantan perdana menteri Malaysia Mahathir Mohamad kembali mendatangi pengunjuk rasa di Kuala Lumpur, Minggu (30/8/2015). Unjuk rasa yang dimotori kelompok pro demokrasi Bersih itu digelar akhir pekan ini untuk mendesak pengunduran diri Perdana Menteri Malaysia Najib Razak.

Mahathir kembali datang bersama istrinya Siti Hasmah Ali dan ditemani mantan menteri hukum Zaid Ibrahim. Kali ini ia datang ke ibu kota menggunakan KTM commuter line. Mereka hanya menghabiskan waktu 6 menit di antara pengunjuk rasa dan sempat menggelar jumpa pers.

Ia menegaskan bahwa dukungannya adalah untuk rakyat yang tengah berunjuk rasa bukan untuk kelompok Bersih. Namun, ia menekankan bahwa Bersih adalah juga bagian dari rakyat.

"Ada beberapa orang yang mengkritik saya sekarang karena mendukung Bersih. Bersih adalah juga rakyat. Tidak semua menggunakan warna kuning. Banyak yang tidak mengenakan warna kuning. Saya di sini untuk menunjukkan solidaritas kepada rakyat," kata Mahathir di Kuala Lumpur, Minggu sore seperti dilaporkan situs Malaysia Kini.

Mahathir menyatakan Najib Razak memang sudah sepantasnya mundur terutama untuk membersihkan kembali citra Barisan Nasional, koalisi partai yang kini berkuasa di Malaysia. Ia tidak peduli dengan desakan dari Bersih yang juga menginginkan reformasi, namun hanya menginginkan Razak mundur.

"Di parlemen, BN adalah mayoritas dan memiliki hak untuk memilih pemimpin baru," katanya. Ia sebelumnya menyarankan agar partai oposisi menyetujui pilihan mosi tidak percaya kepada Razak dan tetap memberikan kekuasaan kepada BN untuk memilih penggantinya.

Aksi unjuk rasa muncul setelah kasus dugaan penyelewengan dana oleh PM Najib Razak sebesar sekitar 700 juta dollar AS atau sekitar Rp 9,5 triliun. Para menteri kabinet Najib mengaku bahwa dana tersebut merupakan donasi politik dari Timur Tengah. Namun, rekening penampung dana tersebut telah dibekukan dan nasib dana menjadi tidak jelas.

Unjuk rasa tidak hanya digelar di Kuala Lumpur, tapi juga kota-kota utama lainnya seperti Kota Kinabalu dan Kuching.

Sumber: Kompas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved