Ini yang Menyebabkan Baterai Smartphone Cepat Habis
Anda pun tidak harus mengisis dayanya sepanjang waktu karena baterai Lithium-ion dapat mengalami overheat alias kepanasan.
TRIBUNSUMSEL.COM - Baterai smartphone memiliki peran banyak dalam hidup kita, bahkan peran utama bagi sejumlah orang. Jelas saja, karena tanpa baterai, handphone pintar yang dibeli mahal-mahal itu tidak akan bisa digunakan sama sekali.
Perlu anda ketahui bahwa ada beberapa fakta menarik mengenai baterai smartphone yang perlu anda ketahui karena erat kaitannya dengan kinerja smarphone anda dan membuat smartphone anda tahan lama
Berikut fakta-fakta menarik mengenai baterai smartphone.
1. Baterai tidak akan cepat habis gara-gara banyak membuka aplikasi
Bagi yang doyan menggunakan smartphone untuk kegiatan multitasking pasti sering mengeluhkan daya baterai yang cepat habis. Oleh karena itu mereka biasanya langsung menutup aplikasi yang dijalankan saat tidak dibutuhkan, termasuk memasang aplikasi pengelola baterai.
Sebenarnya hal itu tidak perlu, sebab sistem operasi Android selangkah di depan dengan kemampuan pengelolaan baterai sendiri. Misalnya, sistem akan secara menutup aplikasi yang terbuka selang beberapa detik setelah Anda berpindah ke aplikasi lain. Kebanyakan kegiatan multitasking hanya berpengaruh pada memori RAM yang dapat membuat smartphone agak lemot.
2. Wallpaper animasi, Wi-Fi, hingga GPS tidak berpengaruh pada baterai
Banyak orang yang menyarankan pengguna smartphone Android agar tidak memasang wallpaper gerak atau animasi di smartphone agar baterai tidak cepat habis. Begitu pula dengan fitur konektivitas lain seperti Wi-Fi, GPS, dan Bluetooth. Perlu diketahui jika wallpaper animasi hanya berpengaruh terhadap pemakaian day baterai sekitar 2 persen saja. Sementara Wi-Fi, GPS, dan Bluetooth tidak memakan daya baterai saat diaktifkan.
Yang sejatinya menguras daya baterai Anda adalah banyaknya aplikasi yang sengaja Anda atur berjalan di latar belakang, termasuk aplikasi yang mempunyai fitur pop up notifikasi layaknya WhatsApp, BBM, atau jejaring sosial lainnya. Oleh karena itu jangan takut menghidupkan Wi-Fi untuk terkoneksi dengan internet. Cara ini justru dapat membuat Anda menghemat paket data yang Anda miliki.
3. Baterai tidak akan pernah terisi penuh
Ketika Anda selesai melakukan pengisian daya smartphone Android, pasti akan terlihat indikator atau presentase yang menyatakan bila baterai telah terisi penuh alias mencapai 100 persen. Namun, hal itu ternyata hanya tipuan saja. Ya, hampir semua baterai smartphone sejatinya tidak akan pernah mencapai daya 100 persen setelah Anda men-chargenya. Daya paling besar yang diatur untuk dapat ditampung dalam sebuah baterai nyatanya hanya sampai angka 80 persen saja.
Hal itu perlu dilakukan oleh setiap produsen baterai agar produk mereka dapat terus stabil dan tidak mudah rusak. Apabila baterai diatur dapat menampung daya hingga 100 persen, terdapat kemungkinan baterai tersebut kelak dapat rusak atau bahkan meledak jika overcharge. Oleh karena itu, ada baiknya Anda tidak memaksa baterai terus diisi dayanya agar si baterai tidak cepat rusak.
4. Isi ulang daya sebelum baterai benar-benar habis
Lupakan segala anjuran yang menyatakan Anda harus mengisi daya baru saat indikator baterai smartphone sampai di titik kritis alias di bawah 15 persen atau bahkan 10 persen. Semua itu salah. Baterai smartphone kebanyakan adalah baterai berjenis Lithium-ion yang justru mampu menghasilkan performa maksimalnya saat dayanya mencapai 50 persen.
Oleh sebab itu, Anda bisa langsung mengisi dayanya saat indikator baterai menunjukkan 30 persen misalnya. Mengisi baterai dari daya paling rendah secara terus menerus, misalnya di bawah 10 persen justru dapat merusak baterai dan mengurangi umur alias masa pakainya. Akan tetapi, Anda pun tidak harus mengisis dayanya sepanjang waktu karena baterai Lithium-ion dapat mengalami overheat alias kepanasan yang dapat membuatnya meledak.