Opini
Mengedepankan Lifeskill Anggota Pramuka
BUKAN ucapan basa basi. Tetapi faktanya memang saya sangat bangga jadi Pramuka.

Oleh:
H Mukti Sulaiman SH MHum
Ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Sumsel
Sekretaris Daerah Provinsi Sumsel
TRIBUNSUMSEL.COM - BUKAN ucapan basa basi. Tetapi faktanya memang saya sangat bangga jadi Pramuka. Untuk pertama kalinya saya bisa bertemu Gubernur Sumatera Selatan secara langsung karena waktu itu saya dari SMA Lahat ikut menghadiri upara HUT Pramuka tahun 1974 di kantor gubernur.
Saya merasa bangga luar biasa. Bisa bertatap muka langsung dengan orang nomor satu saat itu adalah sebagai pengalaman yang tak akan pernah saya lupakan.
Pengalaman dan merasakan pendidikan Pramuka dulu yang sangat bermanfaat hingga sekarang saya menjadi Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Selatan.
Atas dasar itu pula saya bersedia mengemban amanat sebagai Ketua Kwartir Daerah (KaKwarda) Gerakan Pramuka Sumatera Selatan hasil Musyawarah Daerah Luar Biasa Gerakan Pramuka Sumatera Selatan Mei 2014.
Saya menyadari tugas sebagai Ketua Kwarda Pramuka amat berat karena bertanggungjawab untuk menggerakkan roda organisasi dan memajukan Gerakan Pramuka di Sumsel.
Amanah ini bukan hal yang mudah dan sepele. Mendidik sikap serta karakter generasi muda sebagai penerus pembangunan bangsa.
Dari dulu hingga saat ini saya berkeyakinan bahwa Pramuka mengajarkan pendidikan yang positif, kedisiplinan hidup, jujur dan bertanggungjawab, kemandirian, bekerjasama dan bergotong-royong, skill, dan kemampuan praktis yang berguna untuk masa depan kita. Seperti memasak, berani tampil sebagai pemimpin, dll. Semua itu sangat berguna.
Saya berkeinginan selama saya menjadi Ketua Kwarda, akan ada berbagai inovasi dalam pendidikan kepramukaan, sebagai pengembangan dari dasar-dasar pendidikan kepramukaan yang sudah tertuang dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
Saya berkeinginan bahwa kiprah Pramuka di daerah ini akan diperluas, seperti menjalin kerjasama dengan rumah tahfiz.
Peserta didik diajarkan juga mengaji, mendalami agama dan Alquran, bahkan bisa menjadi seorang yang hafal Alquran atau hafiz/hafizah. Peserta didik juga diberikan pelatihan dasar-dasar jurnalistik, kemudian mengembangkan life skill, pelatihan-pelatihan praktis seperti bengkel, dan lain-lain.
Apalagi kita mempunyai pengurus dan andalan bergelar professor dan ahli dalam beberapa bidang seperti agama dari UIN Raden Fatah, dan akademisi dari Unsri.
Mereka akan diminta sumbangsihnya untuk memajukan Pramuka di Sumsel.
Dengan pendidikan yang lebih luas dan praktis seperti itu, saya yakin bahwa kelak, pendidikan yang mereka dapatkan selama menjadi anggota Pramuka bisa benar-benar bermanfaat. Bahkan mungkin bisa menjadi profesi bagi mereka di masa mendatang. Siapa yang tahu.
Buper Jadi Icon Kebanggaan
Saya juga berobsesi untuk membangun bumi perkemahan (buper) Pramuka di Kecamatan Gandus. Di tanah milik Pramuka tersebut, saat ini kita sedang menyelesaikan sertifikat tanah.
Alhamdulillah, sebentar lagi urusan sertifikat ini akan selesai, sehingga tidak akan ada lagi persoalan hak kepemilikannya. Seluruh lahan ini akan segera dipagar.
Tahap selanjutnya, kita akan segera melaksanakan pembangunannya, terutama untuk bangunan-bangunan pokok. Beberapa di antaranya, pelataran panggung upacara, rumah bupati, rumah camat, masjid, asrama putra dan asrama putri, fasilitas air, listrik, dll.
Insya Allah pembangunannya akan dimulai pada tahun ini dengan menyiapkan dana sekitar Rp 5 miliar. Dana tersebut berasal dari APBD bantuan Gubernur Sumsel. Mudah-mudahan akhir tahun nanti pembangunannya akan selesai.
Kita ingin semua bangunan dan fasilitas yang ada dengan kualitas yang bagus dan konstruksi yang indah, sehingga buper Pramuka Gandus ini akan menjadi salah satu icon dan kebanggaan Pramuka.
Setelah bangunan-bangunan pokok dengan berbagai fasilitasnya selesai, nanti akan dilanjutkan dengan pembangunan infrastruktur lainnya. Tahun depan kita akan buat kelengkapan outbound sebagai sarana penunjang kegiatan Pramuka. Fasilitas outbound ini sangat perlu dan sangat mendukung kegiatan Pramuka.
Oleh karena itu, setelah pembangunan fasilitas ini menjadi kenyataan, barulah kami akan roadshow ke beberapa perusahaan BUMN, BUMD beserta institusi pemerintah lainnya. Kami akan mempresentasikan berbagai fasilitas yang ada di bumi perkemahan tersebut.
Kami tidak akan meminta, tetapi kami akan tawarkan kepada mereka, apa yang bisa mereka sumbangkan untuk melengkapi sarana yang kurang. Kita ingin dana CSR yang ada di perusahaan BUMN atau BUMD tersebut bisa disalurkan ke sana. Seperti PT Pusri dan PT Pertamina, mereka sudah tahu dengan kegiatan outbound. Oleh karena itu, saya yakin mereka akan ikut memberikan sumbangsihnya.
Jika semua fasilitas yang ada sudah berdiri tegak, sementara kegiatan Pramuka bersifat insidental, tidak setiap waktu. Bagaimana caranya agar fasilitas yang ada tidak terbengkalai, dan tetap terpelihara?
Agar semua fasilitas yang ada di buper Gandus tetap terpelihara, kita akan membuat wahana oudbound, dam hutan produksi yang multi fungsi, menjadi arena bermain, arena kegiatan remaja, dan masyarakat umum.
Oleh karena itu, kita akan bikin semuanya menjadi seindah dan selengkap mungkin. Saya pikir, fasilitas outbond itu sangat perlu dan dibutuhkan baik dalam kegiatan Pramuka, sekolah, mahasiswa bahkan para pekerja kantoran.
Kita akan berdayakan Buper Gandus ini sebagai wahana rekreasi dan edukasi bagi masyarakat dengan pengelolaan yang baik. Pendek kata, Buper Pramuka Gandus nanti akan difungsikan sebagai tempat berlatihnya Pramuka dialam terbuka termasuk outbound, dan sarana rekreasi bagi masyarakat dan kaum muda.
Tingkatkan Tenaga Pembina
Permasalahan lain yang kita hadapi saat ini adalah terbatasnya jumlah tenaga pembina dan pelatih Pramuka. Oleh karena itu, sebagai Ketua Kwarda Sumsel, saya akan mendorong seluruh Kwartir Cabang yang ada di Sumatera Selatan untuk aktif mengadakan kursus - kursus pembina, mulai tingkat dasar maupun tingkat lanjutan. Sedangkan untuk kursus pelatih selain dilaksanakan tingkat nasional, juga dilaksanakan di tingkat Kwarda.
Berdasarkan data yang ada di Kwarda saat ini, jumlah pembina dan pelatih Pramuka di Sumsel tidak sebanding dengan jumlah peserta didik.
Menurut data potensi Kwarda Sumsel, jumlah peserta didik Pramuka di Sumatera Selatan berjumlah 797.131 orang. Sedangkan jumlah pembina 22.068 orang dan jumlah pelatih 270 orang.
Padahal, idealnya, untuk 1 orang pembina seyogyanya mendidik 32 orang peserta. Oleh karena itu Kwartir Daerah terus melaksanakan kursus-kursus atau mengirim peserta KPD-KPL keluar untuk memenuhi jumlah kekurangan tersebut. Karena disadari kualitas anggota Pramuka tidak terlepas dari ketersediaan pelatih yang cukup dan berkualitas.
Sosialisasi Lewat Media
Pramuka ini satu wadah pendidikan karakter anak bangsa. Masih banyak masyarakat yang belum mengetahui hakikat, tujuannya, visi dan misi.
Menjalin kerjasama dengan media diharapkan kegiatan-kegiatan Pramuka ini dapat tersebar dengan luas ke masyarakat. Oleh karena itu, Kwarda Sumsel menggagas kerjasama dalam bentuk memorandum of Understanding (MOU) dengan Harian Umum Sriwijaya Post dan Tribun Sumsel pada 25 April 2015 lalu.
Berbagai kegiatan yang dilakukan oleh Gerakan Pramuka harus diketahui oleh khalayak, sehingga eksistensi Pramuka di tengah masyarakat bisa diterima dengan baik. Oleh karena itu kita perlu dukungan media yang bisa mempromosikan berbagai kegiatan tersebut. Maka kita menjalin kerjasama dengan Sriwijaya Post dan Tribun Sumsel.
Kami sengaja bekerjasama dengan Sriwijaya Post dan Tribun Sumsel yang mempunyai jaringan yang luas untuk menyosialisasikan apa itu Pramuka dan pentingnya Pramuka untuk pelajar, baik siswa maupun mahasiswa.
Keuntungannya bagi Pramuka, selain diberitakan di media cetak, sosialisasi kegiatan Pramuka juga dipromosikan lewat portal online Sriwijaya Post, yaitu sripoku.com, serta tribunsumsel.com, serta media sosial seperti facebook dan twitter Sripo dan Tribun. Kedekatan anak muda sekarang dengan media sosial ini yang akan kita manfaatkan secara maksimal.
Saya juga meminta jajaran pengurus Kwartir cabang di seluruh kabupaten/kota di Sumsel segera melakukan kerjasama serupa dengan media lokal, agar kegiatan Pramuka di daerah juga betul-betul bisa dirasakan masyarakat.
Kwarda Sumsel juga mengajak media untuk ikut 'menyuntikkan kembali virus' Pramuka. Pramuka itu penting, Pramuka ini merupakan organisasi ekstra yang jaringannya sampai ke sekolah- sekolah, baik di tingkat SD hingga perguruan tinggi. Pramuka punya visi dan misi yang jelas dalam membentuk karakteristik anak bangsa, sehingga menumbuhkan sikap cinta tanah air dari kalangan pelajar. Jadi kita berusaha untuk meraih anak muda untuk mencintai Pramuka kembali.
Tepat sekali dengan slogan baru yang dicanangkan oleh Ketua Kwartir nasional, Kak Adhyaksa Dault : "Saya Pramuka! Keren, Gembira, Asyik..."