Jokowi Bandingkan dengan Era Orde Baru Terkait Melemahnya Rupiah

"Saya mengingatkan kembali, dulu (saat rezim Orde Baru runtuh) itu (melemahnya nilai tukar rupiah) dari berapa sih Rp 2.000 menjadi Rp 14.000

Kompas.com/SABRINA ASRIL
Presiden Joko Widodo bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla saat membahas sistem transportasi massal di kantor presiden, Rabu (25/2/2015). 

TRIBUNSUMSEL.COM, JAKARTA - Presiden RI Joko Widodo meminta warga tidak panik atas lemahnya nilai tukar rupiah yang terjadi saat ini. Ia pun membandingkan lemahnya nilai tukar rupiah kini dengan nilai tukar pada era runtuhnya rezim orde baru.

Pada Jumat (13/3/2015) sore ini, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS melemah ke posisi Rp 13.191 per dollar AS, dibanding hari sebelumnya Rp 13.176.

"Saya mengingatkan kembali, dulu (saat rezim Orde Baru runtuh) itu (melemahnya nilai tukar rupiah) dari berapa sih Rp 2.000 menjadi Rp 14.000 dan menjadi Rp 16.000, ingat tidak? Yang sekarang dari Rp 12.500 menjadi Rp 13.000," kata Jokowi, di Balai Kota, Jumat (13/3/2015).

Menurut dia, kenaikan nilai dolar ini juga dirasakan oleh negara lain. Sehingga, ia pun sedang membuat terobosan kebijakan untuk mendorong menguatnya kembali nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.

"Kami sudah bergerak, tapi tidak mau cerita," kata Jokowi.

Lebih lanjut, mantan Gubernur DKI itu berharap nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berada di bawah Rp 12.500. Hanya saja, kondisi ekonomi global saat ini menunjukan posisi yang kurang baik.

"Kalau maunya kami di bawah (nilai tukar rupiah terhadap dollar) Rp 12.500, tapi kondisi makro global ekonomi memang semua sedang mengalami (hal serupa). Bukannya kami mau membanding-bandingkan, tetapi tanya secara makro ekonomi, jangan tanya ke saya," ujar Jokowi.

Sumber: Kompas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved