Korea Utara Itu Adalah Sebuah Penjara Besar Menakutkan

Ia melakukan hal itu setelah kehidupan merasakan kehidupan penuh penderitaan di Korea Utara, penuh dengan penyiksaan dan kelaparan.

TRIBUNSUMSEL - Seorang wanita Korea Utara mengungkapkan kehidupan di Korea Utara yang sangat mengerikan, Jumat (6/1/2015).

Dilansir dailymail, Ji Hyun Park mantan tahanan penjara Korea Utara , ia dijebloskan ke penjara setelah pemerintah Tiongkok mendeportasinya, karena dianggap masuk ke Tiongkok secara ilegal.

Ia melakukan hal itu setelah kehidupan merasakan kehidupan penuh penderitaan di Korea Utara, penuh dengan penyiksaan dan kelaparan.

Pada tahun 1998, Ji Hyun Park melarikan diri dari Korea Utara menuju Tiongkok, karena saat itu di Korut dilanda kelaparan, sekitar 4 juta jiwa meninggal di sana ia sempat menikah dan memiliki seorang anak laki-laki.

Namun setelah beberapa tahun di Tiongkok ia dideportasi dari dan harus terpisah dengan suami dan anaknya, kemudian oleh pemerintah Korea Utara ia dimasukkan ke sebuah penjara.

Ia menuturkan kehidupan di Korut sangat mengerikan, penyiksaan, mati kelaparan merupakan hal yang biasa di sana, setiap orang tidak bisa berbuat secara bebas.

"Korea Utara seperti sebuah penjara besar, setiap warganya selalu diawasi, salah bertindak warga di sana bis mati,"katanya saat diwawancara oleh Amnesty International.

Ia juga mengambarkan suasa di penjara saat ia ditahan selama satu tahun di sana, " Di sana lebih kejam lagi, setiap orang tidak dikasih makan, kalau mau bertahan hidup harus menuruti segala aturan di penjara, kalau makan tidak dikasih, jadi segala yang dilihat dimakan, seperti ular, tikus, bekas makanan anjing dan sapi, serta sejumlah makanan yang tidak layak dimakan manusia,"ungkapnya.

Ia mengungkapkan, setiap yahanan diwajibkan bekerja dari pukul 04.30 pagi hingga pukul 21.00 waktu setempat, dan setelah bekerja tidak diizinkan istirahat sebelum dinilai kerjanya.

"Kami kerja tidak didukung alat, segalanya menggunakan tangan, dari mengangkut tanah, membersihkan penjara, hingga membersihkan kotoran yang ada di toilet, kalau ketahuan memakai alat bantu kepala berdarah,"sambubgnya,

Ia mengatakan dirinya bisa keluar setelah seseorang membayar petugas, sekitar 500 Poundsterling atau sekitar Rp 9 juta.
" Penjara itu seperti tempat jual-beli binatang, kalau ada yang beli tahanan, maka orang yang membeli boleh melakukan apapun terhadap tahanan,"ungkapnya.

Ia mengatakan setelah hukumannya selesai selama satu tahun, ia memutuskan untuk kembali ke Tiongkok untuk menemui suami dan anaknya setelah tiba di Tiongkok ia kembali harus dideportasi, namun saat hendak ditangkap Ji melarikan diri hingga menuju ke perbatasan Tiongkok - Mongolia yang dibatasi sebuah kawat.

Akhirnya ia bisa selamat oleh seorang lelaki yang tidak ia kenal memotong kawat dan membawanya ke Mongolia, karena di Mongolia semua orang bebas tinggal akhirnya ia tinggal di Mongolia dan menikah dengan lelaki yang telah menyelamatkannya dan setelah menikah mereka memutuskan untuk hijrah ke Manchester Inggris.

Setelah di Inggris ia mendapatkan jaminan untuk tinggal di sana, dan mendapat jaminan juga dari Amnesti International.

Sementara itu pemerintah Korea Utara membantah segala yang dikatakan oleh Ji Hyung Park, mengatakan kalau wawancara yang dilakukan oleh Amnesti International hanyalah sebuah gesekan untuk memancing perang.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved