Rachel Tetap Lahirkan Anaknya Meski Dokter Menyuruh Aborsi
Namun Rachel menolaknya, karena ia memiliki insting kalau anaknya akan baik-baik saja.
Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Muhamad Edward
TRIBUNSUMSEL.COM-Seorang ibu ditawarkan untuk melakukan aborsi saat dokter memprediksi kalau bayi yang dikandungnya mengidap Down’s syndrome atau autis,
Dilansir dailymai, Rachel Gibson ditawarkan tim dokter Royal Stoke University Hospital Staffordshire. menggurukan kandungannya atau mengaborsi bayinya yang baru berumur 12 minggu.
Hal itu dilakukan tim dokter karena berdasarkan hasil scan dan test darah, anak dalam kandungannya 90 persen mengidap Down’s syndrome atau autis.
Namun Rachel menolaknya, karena ia memiliki insting kalau anaknya akan baik-baik saja.
Benar saja setelah beberapa bulan dilahirkan, ternyata bayinya baik-baik saja, bermain dan tertawa seperti bayi pada umunya.
Ia menceritakan. saat dokter mengatakan kalau bayi yang akan dilahirkannya 90 persen mengidap Down’s syndrome, dirinya sangat khawatir.
"Kalau khawatir dan cemas itu pasti, karena dokter jarang salah dengan analisa yang didasari bukti test darah dan sebagainya, namun aku punya insting seorang ibu, aku yakin kalau anakku akan baik-baik saja,".
"Instingku terbukti, saat dilahirkan dan dilakukan pemeriksaan, ternyata anakku baik-baik saja, ia bebas dari Down’s syndrome"katanya Rachel.
Sementara itu dokter yang memprediksi kalau bayi Rachel mengidap Down’s syndrome mengatakan, dirinya dan rekan tidak sembarangan mengidentifikasi, mereka punya riwayat kesehatan Rachel dan sejumlah test.
"Saat hamil Rachel menderita hyperemesis gravidarum, sebuah penyakit saat hamil, ia pernah dirawat di rumah sakit selama enam hari saat hamil, dan dari tes darah juga kelihatan kalau calon bayinya 90 persen".kata dokter Royal Stoke University Hospital Staffordshire.
Sementara itu Dr Michelle Mohajer, seorang konsultan dari obstetrics and foetal medicine at the Shrewsbury and Telford NHS Trust mengatakan tim doter seharusnya tidak langsung meminta pasien melakukan tindakan aborsi, hanya didasari oleh tes darah dan scan.
"Dokterpun seharusnya memberikan dukungan dan informasi lebih mengenai Down Syndrome, bukannya langsung menyuruh aborsi,"ungkapnya.