Menjaga Miss V dengan Pakaian Dalam yang Bersih
Jika peradangan itu dibiarkan saja, akan menimbulkan komplikasi. Peradangan itu akan naik ke serviks, uteri, dan ovarium.
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Vaginitis adalah peradangan pada vagina. Penyebabnya bisa datang dari kuman dan perubahan PH vagina. Gejalanya yaitu keputihan pekat, yang awalnya hanya kuning, menjadi kuning kehijauan, yang awalnya encer menjadi kental, selain itu muncul rasa gatal di daerah vagina.
"PH vagina normal 3,8 sampai 4,5. PH itu kan sifatnya asam. Asam itulah bentuk pertahanan diri alami dari tubuh," ujar dr Indah Permata Sari SpKK, Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin di Klinik Adhitia Palembang baru baru ini.
Jika peradangan itu dibiarkan saja, akan menimbulkan komplikasi. Peradangan itu akan naik ke serviks, uteri, dan ovarium.
"Keasaman itu harus dijaga dengan baik," ujar dr Indah.
Menjaga PH yaitu dengan melakukan hygiene, usahakan jangan terlalu lembab. Setelah buang air kecil ataupun besar sebaiknya dikeringkan, jika akan beraktivitas yang banyak mengeluarkan keringat jangan menggunakan celana dalam yang ketat. Cari celana dalam dengan bahan yang menyerap keringat, dan ganti celana dalam yang sudah basah.
Peradangan vagina bisa menimpa semua umur, usia remaja juga sudah bisa terinfeksi.
"Aktivitas yang berat dan banyak, juga bisa mempengaruhi. Semakin berkeringat, bakterinya akan semakin sering muncul," ujarnya.
Jika peradangan itu tidak terlalu mengganggu, maka bisa diobati dengan mengubah hygiene. Meningkatkan kembali kesadaran akan kebersihan vagina. Kalau sudah mengganggu, dengan pemberian antimikroba melalui obat minum.
Basuh vagina dengan air biasa saja. Jangan menggunakan cairan atau sabun apapun. Dikhawatirkan, bisa merusak keseimbangan PH. Kuman yang awalnya normal, malah menjadi tidak normal.
"Vagina itu sudah punya kemampuan untuk mengelola kondisi dia sendiri. Jadi jangan diganggu-ganggu lagi. Jangan dibuat aneh-aneh," kata dokter yang praktik di Klinik di Jl Radial No 73-74 Palembang.
Pakai Cairan Pembersih Beraroma Buah
Perempuan Palembang, kebanyakan mengaku menggunakan cairan pembersih miss V. Dengan cairan pembersih ini mereka berharap bisa tetap menjaga kebersihan dan kesehatan daerah kewanitaannya.
Salah satunya Vina (28), yang sejak umur 20 tahun sudah menggunakan cairan pembersih.
"Ikut-ikutan teman saja waktu itu. Keterusan sampai sekarang. Biar miss V bersih," katanya.
Pertama kali, ia menggunakan sabun dengan ramuan jamu-jamuan. Vina membeli dari temannya. Bentuk sabunnya kecil, separuh dari sabun batang pada umumnya.
"Baunya memang enak, kayak jamu itu. Sabunnya tidak berbusa," kata warga Pakjo itu.
Namun, setelah selesai kuliah, ia berganti menggunakan pembersih yang cair.
"Teman saya balik kampung jadi tidak jualan sabun lagi. Makanya pakai yang cair," ujarnya.
Vina mengaku, menggunakan cairan itu dua kali sehari ketika mandi. Ibu satu anak itu mengatakan, akan aneh rasanya jika ia hanya membasuh miss v dengan air biasa.
"Sampai saat ini tidak ada keluhan sama sekali. Saya juga pilih produk yang bahan alami," ujarnya.
Hal yang sama diungkapkan Denaya (36). "Jadi keset dan wangi kalau pakai cairan itu," kata wanita yang ramputnya diikat itu.
Denaya mengaku baru beberapa tahun terakhir menggunakan pembersih vagina.
"Saya sudah berumah tangga. Sudah jadi kewajiban kalau untuk urusan merawat bagian wanita," katanya.
Awalnya suami protes, karena takut ada efek sampingnya. Namun, Denaya berhasil meyakinkan, produk yang ia pakai sudah terkenal.
"Jadi ya semoga aman. Sampai sekarang, tidak ada masalah," ujar ibu beranak dua ini.
Sementara Fika (21) menggunakan cairan pembersih vagina, yang dibeli melalui on line shop.
"Saya suka pilih aroma buah. Stroberi, apel, anggur, melon, jeruk, banyaklah. Soalnya jadi seger aja gitu," ujar mahasiswi Jurusan Akuntansi itu.
Fika sudah menjadi pelanggan tetap di salah satu toko online. Ia mengenal cairan itu, sejak awal masuk kuliah.
"Iseng searching aja, produk kecantikan. Terus lihat ada cairan pembersih vagina aroma buah. Saya coba beli satu," ujar wanita berambut sebahu itu. (Maria Asrining Pinanti)