Ketua DPR RI: Mereka Minta Uang Lalu Saya Laporkan ke Polisi
Ketua DPR RI, Setya Novanto, mengaku selama dua tahun terakhir dirinya menjadi sasaran aksi demonstrasi.
TRIBUNSUMSEL.COM, JAKARTA - Ketua DPR RI, Setya Novanto, mengaku selama dua tahun terakhir dirinya menjadi sasaran aksi demonstrasi.
Terakhir, dia didemo mahasiswa yang tergabung daalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Kali ini, dua orang mahasiswa tak hanya melakukan demo, tetapi juga menjadi pemeras. (BACA: Tersangka Ngaku Khilaf)
"Saya sudah sering seperti ini. Ini sudah dua tahun ada demo. Mudah-mudahan ini tidak terjadi lagi," kata Setya Novanto di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Selasa (11/11/2014).
Kasus ini berawal dari aksi demonstrasi mahasiswa dari organisasi Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI). Aksi demonstrasi sudah berlangsung berkali-kali.
Namun, dalam aksi terakhir mahasiswa juga melakukan upaya pemerasan. Diketahui dua tersangka, Muhammad Erwin (20 tahun) dan Muholadun (27 tahun) meminta uang sebesar Rp 65 juta kepada Setya Novanto. (BACA: PB HMI Sayangkan Pemerasan)
Saat tertangkap tangan terbukti tersangka mendapatkan uang senilai Rp 4,5 juta dari korban. Penangkapan terjadi di Pasar Festival pada akhir bulan Oktober lalu.
Atas perbuatan tersebut kedua tersangka dikenakan tindak pidana pemerasan dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Internet & Transaksi Elektronik (ITE), dengan ancaman pidana di atas lima tahun.
Meskipun Setya Novanto telah mengajukan penangguhan penahanan atas itikad baik dari kedua tersangka. Namun, kasus ini akan tetap ditindaklanjuti oleh Polres Metro Jakarta Selatan.
"Mudah-mudahan mereka belajar dari kesalahan ini. Mereka meminta uang kepada saya, saya laporkan dulu ke pihak kepolisian. Syukurlah semua berjalan lancar dan selesai," ujar Setya.