Mahyudi Bunuh Pacarnya, Gara-gara Menolak Diajak Minggat

Satreskrim Polres Malang menggelar rekonstruksi kasus Vika Ayu Rahmatika (15) yang dibunuh pacarnya, M Wahyudi (17), warga Desa Baturetno

kompas
Ilustrasi 

TRIBUNSUMSEL.COM, MALANG -Satreskrim Polres Malang menggelar rekonstruksi kasus Vika Ayu Rahmatika (15) yang dibunuh pacarnya, M Wahyudi (17), warga Desa Baturetno, Kecamatan Singosari, Rabu (27/8/2014), di Polres Malang.

Ekspresi wajah Wahyudi ketika melakukan adegan rekonstruksi biasa saja dan terlihat santai. Sebelum kegiatan, Wahyudi yang masa kecilnya dipanggil Joko sempat memaparkan hubungannya dengan Vika.

"Saya pacaran sama Vika sejak April. Awalnya ya temanan biasa. Kenalnya lewat facebook," akunya.

Setelah akrab, mereka pacaran. Ia mengakui, selama pacaran dengan Vika selalu berhubungan intim. "Kadang sekali atau dua kali kalau ketemu," jawabnya.

Karena seringnya, ia sampai tidak ingat berapa kali. Begitu juga ketika sebelum membunuh Vika, keduanya berhubungan badan di ladang tebu di Dusun Mbaran, Desa Watugede, Kecamatan Singosari, Senin (18/8/2014), pukul 17.00 WIB.

Dalam adegan rekonstruksi pembunuhan Vika terdapat 18 adegan. Dimulai adegan pertama ketika Wahyudi mengirim SMS ke Vika untuk bertemu. Ia mengirim SMS itu sambil berdiri di pintu rumahnya.

Setelah itu, ia berangkat ke ladang tebu tempat biasa mereka bertemu. Setelah sampai di sana, Wahyudi terlihat duduk-duduk. Vika belum datang. Ia kemudian mengirim SMS lagi ke Vika. Isinya "Cepetan..". Tak lama kemudian, Vika datang dan menyapa pacarnya. "Wis suwe ta?," sapa Vika ke Wahyudi.

Pemeran korban Vika dilakukan oleh penyidik wanita UPPA. Tapi saat mulai adegan mesra dan dibunuh diperankan oleh manekin. Dalam pertemuan itu, Wahyudi mengajak Vika minggat tapi Vika menolak.

"Emoh, aku gak duwe masalah di rumah," jawab Vika saat itu.

Setelah itu, mereka bermesraan dan Vika diajak berhubungan badan. Dalam rekonstruksi itu, Vika berbaring sendiri di ladang tebu dan melepaskan celana dalamnya.

Hal itu diikuti oleh Wahyudi. Setelah usai, Vika dicekik dan dipukul wajah dan dahinya. "Kemudian saya injak dadanya tiga kali. Kena dadanya (payudara, Red)," jelas Wahyudi ke penyidik dalam rekonstruksi itu.

Setelah dipastikan tewas, Wahyudi mencari sandalnya. Ternyata sandal itu ada dibawah punggung Vika. Ia angkat sedikit mayat Vika untuk mengambil sandal.

Berikutnya ia berjalan mencari daun-daun kering sebanyak tiga kali untuk menutupi seluruh tubuh Vika. Setelah itu, ia meninggalkan Vika.

Selama rekonstruksi, tersangka yang diancam hukuman mati itu didampingi oleh pengacara yang ditunjuk Polres, Bambang Suherwono.

Usai rekonstruksi, Kasat Reskrim Polres Malang AKP Wahyu Hidayat menyatakan, penyebab kematian awalnya adanya cekikan tersangka.

Setelah korban tidak berdaya, sekarat, masih ada pemukulan ke dahi dan muka. "Untuk menyakinkan, ia menginjak dada tiga kali," katanya.

Meski hasil visum belum keluar, memang pembengkakan dada, dahi bekas memar, di leher bekas cekikan. "Singkron semua dari rekonstruksi," tambah Wahyu.

Ia melakukan itu karena tersangka dendam dengan keluarga korban, pernah dihina. Tersangka juga dendam pada korban, karena korban selingkuh.

"Sejak awal memang sudah diniati untuk membunuh korban," kata Kasat seraya menambahkan selama ditahan sejak minggu lalu, baru Embahnya yang menengok,"Ayah ibunya di Papua."

Menurut Wahyu, berkas pemeriksaan kasus Vika sudah selesai. Data rekonstruksi akan segera dikirim ke Kejaksaan. "Hari ini sudah enam hari dia ditahan. Hari ini atau besok, berkasnya dikirim ke Kejaksaan," jelas Kasat.

Sumber: Tribunnews
Tags
Membunuh
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved