Yusril Sebut Golkar Mana Tahan Jadi Oposisi

Ketua Majelis Syura Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra meragukan konsistensi koalisi permanen yang dihuni partai pendukung Prabowo

KOMPAS.com/DANI PRABOWO
Ketua Umum Partai Bulan Bintang MS Kaban, Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Suryadharma Ali, Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham, Ketua Umum Partai Amanat Nasional Hatta Rajasa, Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, Ketua Umum Partai Gerindra Suhardi, dan Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat DKI Jakarta Nachrowi Ramli (kiri-kanan) menyatakan deklarasi koalisi permanen merah-putih di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Senin (14/7/2014). 

TRIBUNSUMSEL.COM, JAKARTA — Ketua Majelis Syura Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra meragukan konsistensi koalisi permanen yang dihuni partai pendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Ia yakin, koalisi itu akan bubar saat pemerintah yang berkuasa mengajak salah satu anggota koalisi merah putih untuk masuk dalam kabinet.

Yusril mengatakan, di antara semua partai pendukung Prabowo-Hatta, Partai Golkar adalah partai yang dianggapnya mampu menjadi pemicu bubarnya koalisi merah putih. Ia menduga Golkar akan keluar dari barisan koalisi jika Prabowo-Hatta dinyatakan kalah dalam Pemilu Presiden 2014.

"Makin banyak partai yang terima tawaran kursi menteri, makin cepat koalisi ini bubar. Wabilkhusus Partai Golkar yang tabiatnya selalu ingin melekat dengan kekuasaan. Mana tahan Golkar jadi partai oposisi," kata Yusril dalam akun Twitter-nya, Senin (14/7/2014).

Kepada Kompas.com, Yusril kembali menegaskan bahwa Golkar merupakan anggota koalisi yang paling rentan keluar sebagai anggota koalisi. Hal itu karena Golkar tak memiliki riwayat menjadi partai oposisi.

Menurut Yusril, sepanjang sejarahnya, Golkar selalu mencari "cantolan" pada penguasa. Ia mengambil contoh saat Jusuf Kalla menjadi Wakil Presiden periode 2004-2009. Pada tahun yang sama, Kalla dipilih menjadi Ketua Umum Partai Golkar.

Yusril melihat ada kemiripan Golkar di periode 2004 dengan periode 2014-2019. Saat ini Kalla kembali maju sebagai calon wakil presiden mendampingi Joko Widodo. "Wataknya Golkar tidak punya riwayat oposisi. Beringin hanya bisa tumbuh subur di tempat basah, kalau di tempat kering bisa mati," ujarnya.

Golkar masuk dalam koalisi merah putih pendukung Prabowo-Hatta. Semua partai pendukung mendeklarasikan koalisi permanen di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, sore tadi. Koalisi ini rencananya akan berlanjut sampai koalisi di parlemen.

Sumber: Kompas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved