Pilpres 2014

Puskaptis Klaim Quick Count Memakai Duit Sendiri dan Paling Jujur

Hasil hitung cepat Pusat Kajian dan Pengembangan Strategis (Puskaptis) yang mengunggulkan Prabowo atas Jokowi pada angka 52,05 persen dan 47,95 persen

zoom-inlihat foto Puskaptis Klaim Quick Count Memakai Duit Sendiri dan Paling Jujur
Danang Setiaji Prabowo/Tribunnews.com
Husin Yazid, Direktur Puskaptis

TRIBUNSUMSEL.COM, JAKARTA - Hasil hitung cepat Pusat Kajian dan Pengembangan Strategis (Puskaptis) yang mengunggulkan Prabowo atas Jokowi pada angka 52,05 persen dan 47,95 persen mengundang tanya.

Beberapa pihak meminta lembaga-lembaga survei menjelaskan asal dananya.
Direktur Eksekutif Puskaptis, Husin Yazid, mengatakan bahwa quick count Pilpres 9 Juli yang diselenggakannya menelan biaya sekitar Rp 1,25 miliar.

Dana tersebut, kata Husin, berasal dari kas Puskaptis. "Tidak ada pihak Timses (Prabowo-Hatta) yang mendanai kami. Ini duit Puskaptis sendiri. Duit kami sudah banyak, kami kan sudah 7 tahun eksis, jadi punya dana abadi. Dana untuk quick count ini sekitar Rp 1,25 miliar," kata Husin, Rabu (9/7/2014) malam.

Husin juga mengatakan, hasil hitung cepat lembaga surveinya bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan secara hukum. Menurutnya, hitung cepat Puskaptis dilakukan melalui metode ilmiah dan dilakukan secara paling benar dan paling jujur.

"Hasil ini siap dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Lembaga-lembaga survei metodenya lebih kurang sama, tapi yang membedakannya cuma soal kejujuran. Kami sudah yang paling jujur," katanya.

Husin menyatakan pihaknya tidak mempermasalahkan jika sejumlah pihak menyangsikan hasil hitung cepat lembaga Puskaptis.

Namun, menurutnya hasil hitung cepat Puskaptis saat Pilres 2009, Pilkada DKI Jakarta pada 2012, Pilkada Sumsel pada 2013 dan Pilkada Jawa Barat pada 2013, bisa membantah keraguan kinerja Puskaptis.

"Pada Pilkada DKI Jakarta, ketika lembaga survei lain menyebut Foke menang satu putaran, justru kami umumkan akan dua putaran. Itu terbukti. Di Pilkada Jawa Barat, hanya Puskaptis yang menyatakan Aher menang, dan itu terbukti. Waktu Pilkada Sumsel, yang lain sebut Alex Noerdin nggak menang, tapi kami yang terbukti," paparnya.

"Lembaga kami sudah yang paling jujur. Kalau tidak jujur, Jokowi tidak akan jadi gubernur, Aher tidak akan jadi gubernur dan Alex Noerdin juga tidak akan jadi gubernur. Waktu Pilpres 2009, hanya kami yang menyampaikan SBY menang dan terbukti," imbuhnya.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved