Berita Prabumulih
Butuh Bantuan, Nenek Sanikem Penderita Tumor Wajah di Prabumulih Hanya Bisa Terbaring di Kasur
Hanya bisa terbaring lemas di kasur tempat tidurnya sembari menahan rasa sakit di pipi kiri, begitulah yang bisa dilakukan nenek Sanikem dimasa tuanya
Penulis: Edison |
TRIBUNSUMSEL.COM, PRABUMULIH-usia senja semestinya diisi dengan bersantai menikmati masa tua dan mengasuh cucu. Namun tidak bagi nenek Sanikem (78 tahun).
Warga Jalan Damai Gang Kamboja RT 02 RW 02 Kelurahan Wonosari Kecamatan Prabumulih Utara kota Prabumulih itu justru harus berjibaku melawan penyakit tumor di wajahnya.
Hanya bisa terbaring lemas di kasur tempat tidurnya sembari menahan rasa sakit di pipi kiri, begitulah yang bisa dilakukan nenek Sanikem dimasa tuanya.
Penyakit tumor itu sudah dilakukan perawatan dan pengobatan bahkan dilakukan dua kali operasi.
Namun tumor di muka Sanikem yang diderita sejak tahun 1976 silam tak kunjung sembuh.
• Ini Daftar 18 Pemain Sriwijaya FC Dibawa Hadapi PS Keluarga USU Medan
• Sejarah Huruf Fu yang Ditempel di Dinding Saat Perayaan Imlek, Berawal dari Kemarahan Raja
Kini nenek Sanikem hanya bisa terbaring lemas di kasur menunggu keajaiban disebabkan untuk menjalani perawatan anak-anaknya sudah tidak sanggup karena tidak memiliki uang.
Kondisi ekonomi anaknya yang memprihatinkan dan hanya tinggal di rumah kontrakan kecil, jangankan berobat ke rumah sakit untuk makan dan bayar sewa saja kesulitan.
Parina (49 tahun), anak pertama Sanikem mengatakan, ibunya menderita tumor di bagian wajah bermula dari terkena cipratan minyak ketika memasak.
• Pengobatan Tradisional LKTM Palembang, Layani Akupuntur, Akupresur, Pijat Bayi, Totok Wajah, Spa
• Herman Deru Bahas Harga Karet dengan Sekjen Kementerian Pertanian, Pemerintah Janji Beri Subsidi
"Lalu karena pedih dan gatal lama kelamaan menjadi kutil, oleh ibu kutil itu dikorek dan menyebabkan gatal hingga memar. Kemudian hari demi hari makin membesar hingga jadi seperti sekarang ini," ujarnya.
Parina mengatakan, pihak keluarga telah melakukan berbagai cara memberikan pengobatan terhadap penyakit diderita ibunya namun belum menunjukkan tanda-tanda kesembuhan.
"Bahkan sudah dua kali dilakukan operasi, terakhir operasi pada 2015 di rumah sakit Pertamina dan melalui pengobatan tradisional juga tapi tak kunjung sembuh," katanya seraya mengatakan ibunya hanya bisa terbaring di kasur dan sudah lama tidak keluar rumah.
Saat ini Parina menuturkan, pihak keluarga hanya bisa pasrah dan hanya bisa memberikan pengobatan seadanya di rumah disebabkan keterbatasan dana.
• Babak 16 Besar Liga Champions, Perseteruan 7 Pemain Bertemu Mantan Klubnya
• Sindikat Pencurian Emas di Pasar 16 dan PTC Palembang Masih Satu Keluarga, Rancang Aksi di Hotel
"Untuk makan saja kita susah, kami butuh ulurang tangan dan bantuannya serta mohon doa bagi kesembuhan ibu saya," tuturnya sedih.
Ketua RT 02 RW 02 Kelurahan Wonosari, Hartono ketika dibincangi di rumah nenek Sanikem mengatakan, tumor diderita sang nenek sudah sejak lama tepatnya pada 1976 hingga saat ini makin parah dan tidak membaik.
"Selama ini baik pengobatan tradisional dan ke rumah sakit terus dilakukan, bahkan operasi sudah dua kali dilakukan. Tetapi, kondisinya tidak berubah dan karena keterbatasan biaya akhirnya, keluarga berinisiatif merawatnya di rumah saja," ujarnya.