Ini Evaluasi 100 Hari Kerja Gubernur Sumsel Herman Deru
Herman Deru sudah menjabat sebagai Gubernur Sumsel selama 100 hari. Forum Masyarakat Untuk Kemajuan Sumsel (FMKSS) memberi apreasiasi khusus di 100 h
Penulis: Arief Basuki Rohekan | Editor: Prawira Maulana
Ini Evaluasi 100 Hari Kerja Gubernur Sumsel Herman Deru
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Herman Deru sudah menjabat sebagai Gubernur Sumsel selama 100 hari.
Forum Masyarakat Untuk Kemajuan Sumsel (FMKSS) memberi apreasiasi khusus di 100 hari kerja.
Salah satu apresiasi itu, diberikan kepada Herman Deru lantaran menepati komitmennya pencabutan dispensasi pengguna jalan umum bagi angkutan batubara, sejak ia dan Mawardi Yahya dilantik.
"Dengan adanya pelarangan ini, sangat diapresiasi karena ini mengurangi angka kecelakaan, kerusakan jalan dan yang pasti waktu untuk menuju Lahat maupun Muara Enim menjadi lebih cepat," kata Koordinator Tim Pakar Forum Masyarakat Untuk Kemajuan Sumatera Selatan (FMKSS), Abdul Aziz Kamis .
Menurut Aziz, pihaknya meminta kepada Gubernur Sumsel, tidak hanya lebih mengutamakan eksploitasi sumber daya alam tambang, namun dapat menuju pengembangan sumber daya alam yang dapat diperbaharui seperti pertanian dan industri pengolahan basis pertanian.
"Oleh karena itu diperlukan rencana tata ruang yang kondusif untuk menjadikan ambisi Sumsel sebagai lumbung pangan," ucap Aziz.
Selain itu, meminta kepada Pemprov Sumsel, untuk meningkatkan pengembangan industri energi yang mengolah sumber energi primer menjadi final.
"Untuk itu diperlukan perubahan dalam kelola sektor energi di Sumsel yang lebih prioritas pada pengembangan industri energi bukan kepada kegiatan eksploitasi tambang,"ujarnya.
Ditambahkannya, dimasa kepemimpinan Herman Deru juga lebih memprioritaskan pembangunan yang merata, bagaimana hal ini tergambar dalam APBD tahun 2019.
"Kami juga minta pak gubernur juga mengentaskan pengangguran dan kemiskinan," terangnya.
Pihaknya juga mendorong agar pariwisata lebih berkembang dengan kehidupan sosial yang agamis dan berbudaya.
"Kita harus mensinkronkan antara pasar wisata religi, pasar wisata olahraga dan alam dengan memperhatikan akses infrastruktur yang ada," tandasnya.
Anggota FMKSS, Dr Suhardin melanjutkan, Destinasi wisata bukan hanya foto-foto tapi harus mengangkat budaya dari daerah tersebut.
"Dan memiliki konsep dalam menggaet wisatawan, selain infrastruktur untuk menuju suatu destinasi wisata juga harus dibenahi sehingga dengan 3 hal tersebut akan semakin tinggi wisatawan yang datang," pungkasnya.