Warga Senang Truk Batu Bara Dilarang Lewat Jalan Umum, Ini Cerita Yadi Nyaris Jadi Korban Kecelakaan

Selain menimbulkan kemacetan arus lalulintas di jalan umum, keberadaan truk-truk angkutan batubara pun sering membahayakan para pengguna jalan raya

Sripo/ Beri Supriyadi
Kondisi arus lalulintas di Jalinsum Indralaya-Prabumulih tepatnya di kilometer 32 Timbangan Indralaya nampak lengang tanpa terlihat satu truk batubara yang melintas. 

Warga Senang Truk Batu Bara Dilarang Lewat Jalan Umum, Ini Cerita Yadi Nyaris Jadi Korban Kecelakaan

TRIBUNSUMSEL.COM, INDRALAYA-Tidak terlihat satu pun angkutan truk batubara melintas di Jalan Indralaya-Palembang, Jumat (9/11/2018) pagi.

Angkutan truk batu bara tak boleh lagi lewat jalan umum setelah dicabutnya Peraturan Gubernur (Pergub) nomor 23 tahun 2012 tentang tata cara pengangkutan batubara di jalan umum.

Situasi ini sangat berbeda dibandingkan hari-hari sebelumnya.

Biasanya setiap pagi dan sore menjelang malam hari hampir selalu terlihat truk batubara melintas dengan cara konvoi.

Kebijakan Gubernur Sumsel tentu saja membuat masyarakat senang, khususnya para pengguna jalan raya kendaraan roda empat maupun roda dua.

Baca: UGM Dinilai Tak Tuntas Tangani Dugaan Upaya Pemerkosaan

Baca: Hari Pahlawan 10 November, Ini 7 Destinasi Wisata Sejarah di Surabaya

Karena sudah sekian lama warga mengeluh terhadap operasional truk batubara.

Selain menimbulkan kemacetan arus lalulintas di jalan umum, keberadaan truk-truk angkutan batubara pun sering membahayakan para pengguna jalan raya.

"Kalau lagi muatan kosong, sopir truk-truk batubara pun sering ugal-ugalan di jalan raya, apalagi sopir yang masih usia muda."

"Mereka terkadang tidak menghiraukan kendaraan-kendaraan lain yang melintas bersamaan," ujar Man (45 tahun) salah satu pengguna jalan raya yang biasa pulang pergi Palembang-Indralaya.

Ia menyatakan, dengan telah dicabutnya Pergub No 23 tahun 2012 oleh Gubernur Sumsel, tentu warga sangat menyambut baik.

"Otomatis, jalan umum tidak lagi ramai terlihat truk angkutan batubara yang sewaktu-waktu dapat mengancam nyawa keselamatan pengendara," ujar Man yang berprofesi sebagai sopir truk ekspedisi.

Senada diungkapkan Yadi (40), pengendara sepeda motor.

Baca: The Sultan Convention Center Palembang, Nikmati Kemewahan Klasik dengan Fasilitas Lengkap Ini

Baca: Bantu Korban Gempa Palu-Donggala, Ayo Ikut Lelang Jersey Sriwijaya FC Bertanda Tangan Herman Deru

Ia mengaku senang dengan tidak lagi melintas truk-truk angkutan batubara di jalan umum.

Karena selama ini ia merasa gerah dengan ulah sopir truk batubara yang ugal-ugalan.

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved