Ini Arti Kata 'Sontoloyo' yang Digunakan Jokowi dalam Bahasa Jawa, Ternyata Bukan Makian
Ini Arti Kata 'Sontoloyo' yang Digunakan Jokowi dalam Bahasa Jawa, Ternyata Bukan Makian
TRIBUNSUMSEL.COM - Ini Arti Kata 'Sontoloyo' yang Digunakan Jokowi dalam Bahasa Jawa, Ternyata Bukan Makian
Saat membagikan 5000 sertifikat tanah di Lapangan Sepakbola Ahmad Yani, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa (22/10/2018), Presiden Joko Widodo menyebut kata 'sontoloyo' yang belakangan jadi ramai diperbincangkan.
"Hati-hati, banyak politikus yang baik-baik, tapi juga banyak politikus yang sontoloyo!" kata Jokowi, seperti dilansir dari kompas.com.
Kemudian, saat menerima pimpinan gereja dan rektor/ketua perguruan tinggi Kristen seluruh Indonesia di Istana Negara, Jakarta, Rabu (24/10/2018), Jokowi menjelaskan alasannya menggunakan istilah tersebut.
"Sebetulnya ini dimulai dari urusan politik, yang sebetulnya setiap lima tahun pasti ada. Dipakailah yang namanya cara-cara politik yang tidak beradab, yang tidak beretika, yang tidak bertata krama Indonesia," ujar Jokowi, masih dilansir dari kompas.com.
"Cara-cara politik adu domba, cara-cara politik yang memfitnah, cara- cara politik yang memecah belah hanya untuk merebut sebuah kursi, sebuah kekuasaan, menghalalkan segala cara," lanjut Jokowi.
"Sontoloyo" sendiri, jika merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, diartikan sebagai "konyol, tidak beres, bodoh (dipakai sebagai kata makian)".
Arti inilah yang dimaksud Jokowi saat menggunakan kata Sontoloyo.
Tapi, tahukah Anda bahwa kata Sontoloyo memiliki arti lain dalam bahasa Jawa.

Ternyata makna kata "sontoloyo" jauh dari unsur negatif seperti yang selama ini kita kenal.
Ia bertugas untuk menggiring hewan tersebut agar memperoleh makanan, yang biasanya dilakukan di persawahan.

Ini hampir sama dengan kata bajingan yang justru kemudian menimbulkan konotasi negatif ketika mengucapkannya.
Menurut KBBI, bajingan adalah penjahat, pencopet, kurang ajar (kata makian).
Sedangkan dalam bahasa Jawa, bajingan adalah pengendara gerobak sapi.
Ya, kedua istilah tersebut, "sontoloyo" dan "bajingan" belakangan hanya dikenal sebagai sebuah kata makian yang tentunya berkonotasi negatif.
Apalagi kedua profesi yang diwakili oleh kedua istilah tersebut saat ini sudah sangat langka, khususnya di wilayah perkotaan.
Maka, rasanya wajar jika saat ini sangat jarang ada orang mengenal kedua profesi berikut kedua istilah berikut tersebut. (intisari)