Ini Alasan di Balik Pidato Soeharto Tak Pakai Kalimat 'Mengundurkan Diri' saat Lengser, Ternyata
Soeharto sangat berhati-hati dalam mencari kata yang tepat untuk menyusun pidato pengunduran dirinya sebagai presiden
Terungkap, Alasan Pidato Soeharto Tak Pakai Kalimat 'Mengundurkan Diri' saat Turun, Ternyata karena ini
TRIBUNSUMSELCOM - Masih soal Presiden RI ke-2, Soeharto.
Soeharto sangat berhati-hati dalam mencari kata yang tepat untuk menyusun pidato pengunduran dirinya sebagai presiden.
Pada 21 Mei 1998, Soeharto mengumumkan diri mundur dari kursi presiden setelah 32 tahun mendudukinya.
Pidato pengunduran diri Soeharto dibacakan di Istana Merdeka sekitar pukul 09.00 WIB.
Tuntutan rakyat untuk mengadakan reformasi di segala bidang, terutama permintaan pergantian kepemimpinan nasional, menjadi alasan utama mundurnya Soeharto.
"Saya memutuskan untuk menyatakan berhenti dari jabatan saya sebagai Presiden Republik Indonesia, terhitung sejak saya bacakan pernyataan ini pada hari ini, kamis 21 Mei 1998," ujar Soeharto, dilansir dari buku Detik-detik yang Menentukan, Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi (2006) yang ditulis Bacharuddin Jusuf Habibie.
Jika diperhatikan, Soeharto menggunakan kata 'berhenti' dalam pidato pengunduran dirinya itu.
Ternyata, ada cerita dibalik dipilihnya kata itu oleh Soeharto
Dalam tulisan yang diunggah website pribadinya, Mbak Tutut menceritakan momen saat Soeharto menyusun pidato pengunduran dirinya:
***
Pada malam itu, dari ruang duduk keluarga, setelah bapak (Soeharto,red) memberi tahu kami tentang keputusan beliau untuk tidak meneruskan jabatannya sebagai Presiden Republik Indonesia, dan setelah memberi nasehat pada kami, bapak berdiri menuju ruang kantorannya yang tidak jauh dari ruang duduk, sambil memanggil saya (Mbak Tutut,red).
Kemudian bapak memerintahkan saya untuk mengambil buku UUD 45 di lemari buku bapak.
“Untuk apa tho pak Buku UUD 45 ini,” Saya bertanya sambil menyerahkan buku tersebut.
“Bapak mau mencari kata berhenti menjadi Presiden, bapak tidak mau kata mengundurkan diri,” bapak menjawab sambil mulai membuka dan membacanya.