Ustaz Abdul Somad Tersenyum Saat Ditanya Cawapres di Tabligh Akbar BKB Palembang

Ustad H Abdul Somad enggan menanggapi kabar dirinya akan menjadi calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto pada Pilpres 2019 mendatang.

TRIBUNSUMSEL.COM/ABRIANSYAH LIBERTO
TABLIG AKBAR - Ustaz Abdul Somad memberikan tausiyah agama pada tablig akbar di Plaza Benteng Kuto Besak, Palembang, Selasa (1/8/2018).TRIBUN SUMSEL/ABRIANSYAH LIBERTO 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Ustad H Abdul Somad enggan menanggapi kabar dirinya akan menjadi calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto pada Pilpres 2019 mendatang.

Wartawan sudah mencoba menanyakan kepada UAS, tetapi tidak mendapatkan jawaban.

UAS hadi di Palembang menyampaikan tausiah memperingati HUT RI ke 73 dan Milad FPI ke-20 di pelataran Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang, Rabu (1/8) malam.

Sekira 40 ribu jemaah memadati kawasan wisata di tepi Sungai Musi itu.

Ustadz kondang tersebut tidak satu kali pun soal Pilpres dalam tausiahnya.

Dia menyampaikan arti perjuangan dalam memperebutkan kemerdekaan yang dilakukan ulama dan pejuang dahulu.

Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari menilai, hanya ada dua nama yang kemungkinan akan dipilih oleh Prabowo Subianto sebagai Calon Wakil Presiden (Cawapres) pada pilpres mendatang.

Menurutnya, Prabowo sulit untuk bisa merayu ustaz Abdul Somad mau menjadi cawapres.

Sementara KH Arifin Ilham dan ustad lainnya tetap mendorong UAS untuk maju jadi cawapres. 

"Ini bukan soal siapa yang lebih kuat, tapi siapa yang bersedia. Saat ini yang sudah menyatakan siap jadi cawapres Prabowo itu Salim Segaf," ujarnya Rabu (1/8).

"(Ustaz) Abdul Somad kan nggak mau. Sulit untuk memaksanya, sudah menyatakan seumur hidup tetap jadi ulama. Jadi, saya kira hampir nggak mungkin. Pilihannya menurut saya adalah Salim Segaf atau Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)," Qodari memastikan.

Ia menilai, nama AHY muncul sebagai calon pendamping Prabowo pada pilpres nanti lantaran ada pembicaraan sebelumnya antaran SBY sebagai Ketua Umum Partai Demokrat (PD) dengan Prabowo Subianto yang juga Ketua Umum DPP Partai Gerindra.

Meski, lanjutnya SBY tak menuntut kursi untuk posisi cawapres.

"Ada pembicaraan-pembicaraan yang tidak diungkap," ia meyakinkan. "Pak SBY kepada kepada Pak Jokowi juga menyampaikan hal demikian. Ada yang disebutkan ada yang tidak. Yang dimau dan yang dikatakan, bisa berbeda, " lanjutnya.

Qodari kemudian menjelaskan plus minus jika Prabowo kemudian memilih Salim Segaf. Mesin politik PKS yang kuat, ditambah dukunfan dari GNPF.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved