Seminggu Usai Aksi Teror Bom di Surabaya, Polisi Ungkap Kondisi Jenazah Dita Kini, Miris
Tiga jenazah yang masih tersimpan di ruang jenazah RS Bhayangkara hingga Minggu pagi, yakni jenazah Dita
TRIBUNSUMSEL.COM-Pengamanan yang dilakukan oleh petugas gabungan dari Polrestabes Surabaya, dan TNI, di Gereja Kristen Indonesia (GKI), Diponegoro, Surabaya, bertujuan untuk memberi rasa nyaman bagi warga, Minggu (20/5/2018).
Hal ini diungkapkan oleh Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Rudi Setiawan saat terjun langsung di GKI Diponegoro satu minggu pasca ledakan bom di gereja tersebut.
“Rasa nyaman ini perlu ditumbuhkan kepada masyarakat, supaya mereka percaya situasi telah kembali normal, mereka juga bisa menjalankan ibadahnya,” ungkap Rudi pada Minggu (20/5/2018).
Dalam kegiatan umat kristiani di setiap harinya, Rudi menambahkan, pengamanan akan diberlakukan kapan pun.
Baca: Adara Taista Meninggal Diduga Karena Penyakit Ganas Ini, Gejalanya Sering Diremehkan Banyak Orang
“Sampai kapan pun juga kami selalu hadir mengamankan. Hadir pula partisipasi masyarakat, ada PSHT, Bonek, serta Banser semua hadir,” jelasnya.
Ini menunjukkan, lanjut Rudi, bahwa Arek Suroboyo saling berpegangan tangan, memberikan rasa nyaman untuk warga yang lain.
“Arek-Arek Suroboyo (orang-orang Surabaya) saling berpegangan tangan dalam mengamankan kegiatan gereja dan memberikan rasa nyaman bagi warga yang lain,” pungkasnya.
Khusus di tiga gereja yang terdampak, Rudi menurunkan personel lebih.
Baca: Sering Ramal Seleb, Sumber Kesaktian Mbah Mijan Akhirnya Terkuak, Sosok Istrinya Disoroti Netizen
Hal itu agar memupuk rasa nyaman bagi umat gereja tersebut.
“Kami ingin menumbuhkan rasa nyaman bagi mereka jemaatnya, bahwa kondisi sudah normal,” lanjutnya.
Senada dengan Kapolrestabes Surabaya, Danrem Surabaya, Kolonel Kav M Zulkifli, turut serta membantu pengamanan Kota Surabaya.
Ia juga berharap tragedi tersebut tidak terulang lagi.
Baca: Usai Teror Bom di Surabaya, Pengamat Bocorkan Siapa Target Sebenarnya Teroris, Sempat Sebut Ahok
“Intinya kami membantu pihak kepolisian guna mengamankan Kota Surabaya. Untuk gereja yang sudah kami amankan di Surabaya ini sekitar ada 300 lebih,” tambahnya.
M Zulkifli menyebut, pengamanan yang dibantu oleh masyarakat ini suatu hal yang bagus karena kesadaran dari warga sudah tumbuh.
Baca: Dikira Mati, Nenek Jumanti Akhirnya Pulang Usai 28 Tahun Jadi TKI di Arab Saudi, Simak Kisah Pilunya
Pengamanan di GKI