Pilkada Palembang
Datangi Sentra Pembuatan Tau dan Tempe, Ini Yang Dilakukan Paslon Musi
Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Palembang nomor urut 4, Mularis Djahri- Syaidina Ali (Musi) kembali
Penulis: Arief Basuki Rohekan | Editor: Melisa Wulandari
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Palembang nomor urut 4, Mularis Djahri- Syaidina Ali (Musi) kembali mengunjungi pasar tradisional, yang ada di kota Palembang.
Kali ini keduanya datang berkunjung ke Pasar pagi dan Sentra Pembuatan tahu tempe di Bilangan Macan Lindungan Kota Palembang, Sabtu (10/3/2018).
Kunjungan pasangan yang diusung Golkar, PPP dan Hanura ini, menjadi sorotan warga yang pagi itu berjualan maupun berbelanja.
Baca: Menguak Fakta Meninggalnya Heri Darmawan Pendiri Matahari Dept Store di Sungai Ciliwung
"Pak Mularis, mampir ke tempat kami, Ado ikan, ado sayur, Ado ayam pak, pilih bae," kata salah satu pedagang di Pasar Pagi Macan Lindungan, Erna.
Mularis yang didampingi sang istri pun menyambut tawaran pedagang dengan senyuman,
dan berkunjung ke lapak mereka. Dirinya pun tidak segan untuk berdialog secara langsung kepada para pedagang.
Baca: Sempat Disebut Penculik, Tyas Mirasih Ungkap Fakta Mengejutkan Soal Nenek Amandine,Ternyata
Setelah berkunjung ke pasar, pasangan Musi kembali mengunjungi sentra pembuatan tahu dan tempe, yang terletak tidak jauh dari pasar sambil menaiki becak.
Keduanya datang disambut oleh sang pemilik pembuat tempe dan tahu, Siswo.
Bagi Siswo kedatangan calon pemimpin Palembang baru itu, menjadi momentum untuk menyampaikan keluh kesahnya.
Baca: Foto Manja Bareng Ivan Gunawan Sambil Angkat Tangan,Ketiak Ayu Ting Ting Bikin Salfok,Hitam!
"Kita ingin menyampaikan, kalau harga bahan kedelai yang kadang naik dan turun, menjadi salah satu problema kami dalam membuat tempe,
serta limbah industri yang masih sulit buat diolah. Kita berharap Walikota kedepan memperhatikannya," ungkap Siswo.
Sementara itu Mularis Djahri selaku calon walikota Palembang, menanggapi berbagai permasalahan yang dikeluhkan oleh warga, dan pedagang.