Baru Berusia 9 Tahun, Bocah Ini Gantikan Peran Ayah Sebagai Pemulung Kisah Sebenarnya Bikin. . .
Asep tinggal di sebuah rumah kontrakan yang sangat sempit di Rt 08, Kelurahan Siderejo, Kecamatan Lubuklinggau Barat II bersama ayahnya
Penulis: Eko Hepronis | Editor: Melisa Wulandari
Laporan wartawan Tribunsumsel.com, Eko Hepronis.
TRIBUNSUMSEL.COM, LUBUKLINGGAU - Masa anak-anak harusnya dihabiskan dengan bermain bersama teman-teman sebaya dan menikmati masa tumbuh kembang di bangku sekolah dengan baik.
Namun, perjalanan hidup seindah itu berbanding terbalik dengan apa yang dirasakan oleh Asep bocah berusia 9 tahun.
Yang sudah memikul beban berat dan menjadi tulang punggung keluarga.
Baca Juga
Live Streaming Semen Padang Vs PS TNI, Hari Hidup Mati Kabau Sirah
Live Streaming Persib Bandung vs Perseru Serui, Misi Dendam Kesumat Maung Bandung
Anak Ini Hilang Sehari Sebelum Perayaan Ulang Tahunnya,Ternyata Hidupnya Berakhir Tragis
Asep tinggal di sebuah rumah kontrakan yang sangat sempit di Rt 08, Kelurahan Siderejo, Kecamatan Lubuklinggau Barat II bersama ayahnya Zulkifli dan kedua adiknya Rani berusia 7 tahun, Aldi berusia 6 tahun.
Ayahnya yang berprofesi sebagai pemulung sejak setahun terakhir sering sakit-sakitan dan hanya mampu bekerja paruh waktu.
Sementara ibu mereka sudah tidak ada lagi karena meninggalkan mereka sewaktu masih balita.
Ditengah himpitan ekonomi itu membuat Asep pun harus membanting tulang menggantikan peran ayahnya menjadi seorang pemulung. Asep bekerja sehabis pulang sekolah dengan mendorong gerobak kecilnya menuju pasar Mambo untuk mencari botol-botol plastik bekas dan kardus.
"Sehari kadang dapat Rp 7 ribu, paling banyak 15 ribu. Kadang idak langsung di jual dikumpulkan dulu, ketika sudah banyak baru diantar ke pengepul," ungkapnya pada Tribunsumsel.com, Minggu (12/11).
Murid kelas 3 SD Yayasan Azariah kota Lubuklinggau itu mengaku ketika sedang memulung kadang mendapat bantuan dari orang lain yang merasa iba kepadanya. Uang pemberian orang lain itu pun langsung dibawanya pulang diserahkan pada ayahnya.
"Kadang ada yang ngasih Rp 50 ribu, Duitnyo diserahkan pada ayah, sisanya untuk jajan. Kadang juga kalau lebih ditabung masuk celengan untuk bantu bayar kontrakan Rp 250 perbulan," ujar Asep.