Kalahkan Master Taichi Hanya 10 Detik, Petarung MMA ini Jadi Buruan 'Pendekar' China, ini Imbalannya
Apalagi petarung MMA itu menyombongkan diri bahwa dia akan menghadapi dua atau tiga seniman bela diri sekaligus
Penulis: M. Syah Beni | Editor: M. Syah Beni
TRIBUNSUMSEL.COM- Pengusaha kaya raya Chen Sheng menawarkan total 10 juta yuan lebih dari 1,4 juta dolar kepada penantang mana pun yang bisa mengalahkan pejuang seni bela diri campuran (MMA) Xu Xiaodong, Selasa (9/5/2017)
Petarung MMA berusia 38 tahun itu membuat heboh setelah mengalahkan master tai chi Wei Lei sekitar 10 detik di Chengdu, Provinsi Sichuan.
Hal itu membuat geram Chen Seng.
Hingga akhirnya ia membuat sayembara kepada seniman bela diri tradisional China lainnya yang mampu mengalahkan petarung MMA tersebut.
Apalagi petarung MMA itu menyombongkan diri bahwa dia akan menghadapi dua atau tiga seniman bela diri sekaligus untuk membuktikan kepada seluruh dunia bahwa mereka bukanlaha ahli adiri melainkan sekelompok penipu.
Demikian yang diberitakan South China Morning Post.
"Saya menindak hal-hal palsu, karena mereka (ahli beladiri) palsu harus dihilangkan. Tidak ada pertanyaan,
"kata Xu, yang berjuluk orang gila ini
Chen, pendiri perusahaan minuman No Tiandi Nomor 1, telah meningkatkan popularitasnya untuk "membela martabat" seni bela diri dengan menawarkan hadiah uang yang akan dibagi lima pertandingan melawan Xu.
Diketahui Chen telah menerima lebih banyak penantang dari seluruh China. .
Pemenang setiap putaran akan membawa pulang 1,5 juta yuan ($ 218.000), sementara yang kalah akan pulang dengan 500.000 yuan (lebih dari $ 72.000).
"Saya ingin Xu mengerti, dia menggunakan metode ekstrem semacam ini untuk memprovokasi budaya tradisional Tiongkok, dan perlu membayar harganya," kata Chen, yang juga dikenal sebagai "raja daging babi" di Guangzhou, di mana dia Membuka Guangdong No. 1 Food Co.
Namun, Asosiasi Wushu China menjelaskan bagaimana pertarungan Xu-Wei melanggar etika bela diri dan
hukum
"Seni bela diri adalah olahraga tradisional Tiongkok dan juga budaya tradisional yang sangat baik yang mencakup
berbagai bentuk seperti repertoar bela diri dan pertarungan bebas," kata kelompok tersebut dalam sebuah pernyataan
pada hari Rabu.
"Kami sangat menentang pertarungan semacam itu, terutama bentrokan yang dilakukan atas nama seni bela diri palsu yang lebih banyak tentang pertempuran dan kekerasan, " tambahnya
Diberitakan sebelumnya
